MEMULAI USAHA DARI KEPRIHATINAN
Abstract
Banyak cara untuk memulai usaha. Salah satunya dengan melihat perubahan lingkungan yang terjadi. Henri Nestle, seorang ahli kimia Jerman yang berdomisisl di Vevey Swiss, merasa prihatin dengan tingginya angka mortalitas bayi di akhir abad 19, tepatnya 1866 di Swiss. Pada tahun tersebut beberapa apoteker dilatih untuk mulai mengadakan percobaan dengan berbagai kombinasi susu, tepung terigu dan gula, untuk mengembangkan sustu sumber alternative gizi bayi untuk para ibu tidak mampu menyusui. Dari situlah peluang usaha tercipta, yaitu dari keprihatinan. Nestle akhirnya menciptakan “Farine Lactee”, sebagai makanan pendamping bayi yang tidak cukup mendapat Air Susu Ibu (ASI). Dari makanan tersebut, banyak bayi yang terselamatkan jiwanya pada saat itu., yang menjadikan Nestle mendapat kepercayaan masyarakat.
Pelanggan pertama Nestle adalah bayi premature yang tidak dapat meminum susu ibunya. Setelah Farine Lactee menyelamatkan banyak bayi, akhirnya Nestle dapat menjual produk tersebut ke seluruh Eropa. Henri Nestle juga memberikan pemahaman awal tentang merek dan kepemilikannya. Ia menggunakan namanya untuk lambang perusahaannya, yaitu Nestle. Pada 1874, Nestle mengeluarkan produk susu kental. Produk tersebut bersaing ketat dengan produk susu kental dari perusahaan Anglo-Swiss. Kemudian Nestle mengeluarkan produk susu-coklat pada 1875. Petrus, seorang teman Henri Nestle merupakan pembuat coklat yang terkemuka di dunia bergabung dengan Nestle. Bahkan pesaing utama Anglo-Swiss, pada 1905 akhirnya juga bergabung.
Mutu merupakan filosofi dari Nestle. Berjuta-juta orang di seluruh penjuru dunia menaruh kepercayaan pada produk Nestle. Kepercayaan merupakan citra mutu dan reputasi untuk memenuhi standar tinggi dari tahun ke tahun. Setiap produk, jasa layanan dan kontak pelanggan membantu kearah pembentukan citra tersebut. Suatu merek dagang Nestle pada suatu produk merupakan janji kepada pelanggan, bahwa produk tersebut aman untuk dikonsumsi, mematuhi peraturan dan standar mutu tinggi. Pelanggan berharap untuk menepati janjinya setiap hari.
Mutu merupakan alat untuk meningkatkan keunggulan bersaing. Jika konsumen tidak puas dengan mutu produk Nestle, maka mereka akan meninggalkannya, mereka akan mengkonsumsi merek lainnya. Oleh karena itu Nestle memberikan penghargaan pada tiap-tiap kategori produk di pasar, tempat mereka bersaing. Mutu memang bukan merupakan jaminan sukses, tetapi merupakan salah satu senjata untuk meraih sukses. Keunggulan bersaing yang berjangka panjang adalah mutu yang mempunyai nilai yang optimal di benak konsumen. Dari nilai yang tinggi tersebut akan menimbulkan kepuasan bagi konsumen, yang akhirnya menjadikan konsumen bertahan dan loyal.
Perusahaan dengan moto “Good Food, Good Life”, sebagai strategi positioningnya, sangat melekat pada masyarakat dunia, termasuk Indonesia. Perusahaan yang mempunyai misi sebagai perusahaan makanan yang paling besar di dunia ini pada 2003, merupakan perusahan yang paling mengagumkan dunia (The Most Admired Company in the World) peringkat 39, versi majalah Fortune.