HUKUM MEMULAI USAHA

Mohammad Suyanto

Abstract


Ketika saya pulang kampung, pada hari Idul Fitri saya ketemu kawan saya, bahwa ia bercita-cita akan menjadi pengusaha. Setahun kemudian saya bertemu kawan saya lagi, kemudian saya bertanya “Apakah sekarang jadi pengusaha”. Ia menjawab “belum, saya nggak punya modal”. Meskipun demikian ia tetap bercita-cita akan menjadi pengusaha. Pada hari Idul Fitri berikutnya saya bertemu kawan saya lagi dan ternyata iapun belum menjadi pengusaha.

Saya teringat kisah Abu Nawas. Ia mengatakan di depan Raja Harun Ar-Rasyid bahwa ia akan terbang. Mendengar perkataan Abu Nawas tersebut Raja Harun Ar-Rasid berkata dalam hatinya ”Nah inilah kesempatan saya mengalahkan Abu Nawas”. Kemudian Raja Harun Ar-Rasyid berkata ”Hai Abu Nawas. Apa katamu tadi?”. ”Maaf Baginda Raja, apabila Baginda memberi saya panggung yang tinggi, maka hamba akan terbang dari panggung tersebut” kata Abu Nawas. ”Baiklah Abu Nawas, akan saya buatkan panggung yang tinggi, tetapi setelah selesai sholat Jum’at depan kamu harus sudah mempersiakan diri untuk terbang” kata Raja Harus Ar-Rasyid.    ”Hamba siap Baginda” jawab Abu Nawas. Seminggu kemudian, setelah selesai sholat Jum’at, rakyat telah berkumpul di alun-alun untuk menyaksikan Abu Nawas akan terbang. Abu Nawas menunggu Baginda Raja Harus Ar-Rasyid di bawah panggung yang menjulang tinggi sekitar 12 meter. Sesaat kemudian Baginda Raja Harun Ar-Rasyid tiba di alun-alun yang dielu-elukan oleh rakyatnya, kemudian mendekati Abu nawas. ”Kamu sudah siap Abu?” tanya Raja Harun. ”Sudah Baginda” jawab Abu Nawas. Kemudian Abu Nawas memanjat panggung yang tinggi tersebut sampai di atas. Kemudian ia berdiri yang disambut dengan harap-harap cemas, “Bagaimana Abu Nawas terbang dari panggung itu tanpa membawa peralatan apapun. Kalau jatuh Abu Nawas pasti mati ”  gumam mereka dalam hati. Abu Nawas mengangkat satu kakinya dan mengayun-ayunkan kedua tangannya seperti burung akan terbang. Kemudian ganti satu kaki satunya yang diangkat dan mengayun-ayun kedua tangannya kembali. Perbuatan itu dilakukan Abu Nawas berulang-ulang sehingga rakyat merasa bosan melihat tingkah Abu Nawas tersebut, kemudian mereka berteriak ”Katanya kamu akan terbang. Kok hanya begitu”. Abu Nawas menjawab ”Saya kan hanya berkata akan terbang. Lho lihat aku ini. Aku akan terbang kan”. Baginda Harun tersenyum melihat tingkah laku dan jawaban Abu Nawas tersebut, dan Baginda merasa kalah. Abu Nawas diberi hadiah. Itulah kalau Anda hanya akan menjadi pengusaha, maka selamanya hanya akan menjadi pengusaha dan tidak pernah menjadi pengusaha. Hal ini terjadi karena ada hukum memulai usaha.

Hukum memulai usaha seperti halnya hukum gaya gesek suatu benda. Gaya gesek saya kenal, sejak saya di SMA kelas satu. Guru saya mengatakan bahwa benda yang diam mempunyai gaya gesek relatif lebih besar dibandingkan dengan benda yang bergerak. Gaya gesek terbesar terjadi pada saat benda akan bergerak. Demikian halnya dalam memulai usaha. Ketika akan memulai usaha, hambatannya besar. Setelah usaha berjalan, maka hambatannya relatif lebih kecil. Hambatan terbesar terjadi pada saat hari pertama membuka usaha. Tetangga saya mengatakan kepada saya ”Pak Yanto ketika saya membuka toko pada hari pertama, wah satu rumah ribut sekali. Tetapi setelah toko saya berjalan, saya tidak seribut pada hari pertama toko saya buka”. Itulah hukum untuk memulai usaha.


Amikom Web Archives