TEORI KONVERGENSI DALAM SIPENMARU
Abstract
Seandainya dahulu Louis William Stern (1871-1938) tidak menciptakan teori perkembangan yang lazim disebut dengan teori konvergensi itu, barangkali pembicaraan dan diskusi tentang pola seleksi masuk lembaga perguruan tinggi tidaklah semeriah kali ini.
Menurut tori konvergensi, yang sebenarnya merupakan "matching" dari teori nativisme temuan Schopenhauer dengan teori empirisme temuan John Locke, kalau perkembangan seseorang diibaratkan sebagai orang yang sedang berjalan, maka perkembang-an orang tersebut akan bertumpu pada dua "kaki" sekaligus. Adapun kaki pertama adalah "pembawaan" dan kaki yang kedua adalah "pengalaman".
Hampir tidak mungkin perkembangan seseorang hanya bertumpu pada "pembawaan" saja. Kira-kira sama dengan hampir tidak mungkinnya seseorang yang berjalan hanya dengan satu kaki.
Penganut teori konvergensi ternyata terus berkembang jumlahnya, bahkan sekarang ini mayoritas pendidik di seluruh dunia mengacu teori tersebut. Mereka sudah lama meninggalkan teori nativisme yang mempercayai bahwa perkembangan seseorang hanya mengandalkan "pembawaan" saja, dan meninggalkan teori empirisme yang mengandalkan "pengalaman" saja.
Menurut tori konvergensi, yang sebenarnya merupakan "matching" dari teori nativisme temuan Schopenhauer dengan teori empirisme temuan John Locke, kalau perkembangan seseorang diibaratkan sebagai orang yang sedang berjalan, maka perkembang-an orang tersebut akan bertumpu pada dua "kaki" sekaligus. Adapun kaki pertama adalah "pembawaan" dan kaki yang kedua adalah "pengalaman".
Hampir tidak mungkin perkembangan seseorang hanya bertumpu pada "pembawaan" saja. Kira-kira sama dengan hampir tidak mungkinnya seseorang yang berjalan hanya dengan satu kaki.
Penganut teori konvergensi ternyata terus berkembang jumlahnya, bahkan sekarang ini mayoritas pendidik di seluruh dunia mengacu teori tersebut. Mereka sudah lama meninggalkan teori nativisme yang mempercayai bahwa perkembangan seseorang hanya mengandalkan "pembawaan" saja, dan meninggalkan teori empirisme yang mengandalkan "pengalaman" saja.