GELAR AKADEMIK YANG DIJADIKAN KOMODITI
Abstract
Baru-baru ini mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Fuad Hassan menyatakan bahwa dalam masyarakat modern yang mengutamakan prestasi daripada gengsi ternyata masih banyak orang yang mementingkan gelar kesarjanaan sebagai penunjang gengsi. Akibatnya selain bisa menimbulkan kekecewaan bagi si penyandang gelar maka gelar dapat dimanfaatkan sebagai komoditi yang dijual-belikan. Hal ini disampaikannya dalam satu seminar nasional tentang pendidikan di IKIP Bandung baru-baru ini.
Lebih lanjut Pak Fuad menyatakan bahwa kiranya tidak terlalu keliru menduga bahwa dewasa ini masih banyak diantara mereka yang memasuki perguruan tinggi lebih didorong hasrat menyandang gelar kesarjanaan ketimbang semangat mengembangkan diri sebagai ilmuwan atau cendekiawan. Padahal, perguruan tinggi merupakan ladang garapan yang disemai bagi berseminya nilai-nilai keilmuan dan kecendekiaan, bukan sekedar industri yang tujuan utamanya menghasilkan penyandang gelar kesarjanaan.
Gelar itu ibarat kosmetika yang dapat menjadikan seseorang tam-pil lebih cantik dan bergaya sehingga terkadang orang mau membeli mahal "alat" pecantik diri tersebut. Ternyata gelar pun juga dapat membuat seseorang tampil lebih "cantik" dan bergaya sehingga pada akhirnya banyak orang mau "membelinya" dengan harga yang mahal. Maka tidak anehlah kalau kemudian gelar pun menjadi komoditi yang dapat diperjual-belikan.