FANTASTIS, KEBERHASILAN TURUNKAN ANGKA KELAHIRAN

Ki Supriyoko

Abstract


       Keberhasilan pembangunan kependudukan di Indonesia mendapat pengakuan dunia; hal ini dapat dilihat dari berbagai indikator yang ada, misalnya telah diterimanya "award" kependudukan bagi bangsa Indonesia, relatif banyaknya ahli kependudukan dari negara manca  untuk belajar tentang praktek demografi di Indonesia,  banyaknya ahli kependudukan kita yang diminta menjadi konsultan diberbagai negara, seringnya kita menerima undangan dalam forum internasional untuk berbagi pengalaman dengan negara lain, serta mengalirnya bantuan dari negara atau lembaga donor untuk mendinamisasi dan mengistablisasi program-program demografis di Indonesia.

 

       Keberhasilan pembangunan kependudukan di negara kita kiranya dapat dicermati dari dua dimensi sekaligus;  dari dimensi kuantitatif terlihat dari menurunnya tingkat kelahiran yang dalam bahasa demografi disebut dengan Total Fertility Rate (TFR),  menurunnya tingkat kematian bayi yang dalam bahasa demografi disebut dengan Infant  Mortality Rate (IMR), dan sebagainya.  Dari dimensi kualitatif dapat dilihat dari meningkatnya partisipasi masyarakat dalam mensukseskan program-program kependudukan itu sendiri, misalnya masyarakat yang makin "welcome" terhadap program Keluarga Berencana (KB), ibu-ibu di pedesaan (dan perkotaan) yang lebih memperhatikan aspek kesehatan bayi dan anaknya, dan sebagainya.

 

       Dua dimensi keberhasilan pembangunan kependudukan tersebut secara eksplisit dan implisit disampaikan oleh Haryono Suyono dalam orasi ilmiahnya di Universitas Airlangga (Unair) Surabaya baru-baru ini. Seperti kita ketahui pada tanggal 12 Oktober 1994 yang lalu Pak Haryono,  yang kebetulan kini membantu Presiden RI sebagai Menteri Negara Kependudukan dan Kepala BKKBN, dikukuhkan sebagai guru besar pada Fakultas Kedokteran Unair Surabaya;  untuk itulah beliau dipersilakan menyampaikan orasi ilmiahnya.


Full Text:

PDF
Amikom Web Archives