POLA KURIKULUM SEKOLAH KEJURUAN SULIT DIPERTAHANKAN
Abstract
Kerja sama antar departemen yang menyangkut penerangan dan penyuluhan peningkatan pendidikan dan latihan kejuruan melibatkan empat departemen sekaligus, masing-masing adalah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Departemen Penerangan, dan Departemen Perindustrian serta Departemen Tenaga Kerja.
Kesepakatan dalam kerja sama tersebut akhirnya dapat menghasilkan SKB (Surat Keputusan Bersama) yang di tanda tangani bersama oleh keempat menteri yang bersangkutan. Untuk lebih mudahnya da-lam tulisan ini saya sebut saja dengan istilah SKB NH2S, maksudnya ialah Surat Keputusan Bersama yang ditandatangani oleh Pak Nugroho (Depdikbud), Harmoko (Deppen), Hartarto (Departemen Perindustrian) dan Pak Sudomo (Depnaker).
Hebat! Demikian kira-kira kesan pertama yang muncul begitu mendengar SKB NH2S tersebut, karena kampanye pendidikan kejuruan dilakukan oleh empat departemen sekaligus yang kabarnya akan dilakukan sampai kecamatan-kecamatan. Namun di balik itu bila kita mau menengok ke dalam maka kita akan disuguhi banyak hal yang "keropos" dalam sistem pendidikan kejuruan di Indonesia. Jaminan kepastian di masa depan yang mengambang, skala prioritas mendapat pekerjaan yang tak pernah didapatkan, pemberatan persyaratan untuk menjaga kontinuitas studi bagi para lulusan, dsb, yang itu semua men-jadi contoh soal dari kekeroposan sistem pendidikan di Indonesia.
Kesepakatan dalam kerja sama tersebut akhirnya dapat menghasilkan SKB (Surat Keputusan Bersama) yang di tanda tangani bersama oleh keempat menteri yang bersangkutan. Untuk lebih mudahnya da-lam tulisan ini saya sebut saja dengan istilah SKB NH2S, maksudnya ialah Surat Keputusan Bersama yang ditandatangani oleh Pak Nugroho (Depdikbud), Harmoko (Deppen), Hartarto (Departemen Perindustrian) dan Pak Sudomo (Depnaker).
Hebat! Demikian kira-kira kesan pertama yang muncul begitu mendengar SKB NH2S tersebut, karena kampanye pendidikan kejuruan dilakukan oleh empat departemen sekaligus yang kabarnya akan dilakukan sampai kecamatan-kecamatan. Namun di balik itu bila kita mau menengok ke dalam maka kita akan disuguhi banyak hal yang "keropos" dalam sistem pendidikan kejuruan di Indonesia. Jaminan kepastian di masa depan yang mengambang, skala prioritas mendapat pekerjaan yang tak pernah didapatkan, pemberatan persyaratan untuk menjaga kontinuitas studi bagi para lulusan, dsb, yang itu semua men-jadi contoh soal dari kekeroposan sistem pendidikan di Indonesia.