TENTANG PELUANG INDUSTRIALISASI PENDIDIKAN DI YOGYAKARTA

Ki Supriyoko

Abstract


       Beberapa hari yang lalu, atau tepatnya di pertengahan September 1996 yang lalu saya mendapatkan kunjungan balasan dua sahabat dari Australia.Adapun kedua orang sahabat yang dimaksud masing-masing adalah Doktor John Sullivan dan Professor G. David Wilmoth. Kedua sahabat ini kebetulan adalah "orang penting" pada perguruan tinggi yang paling bonafide di Australia;  yaitu Royal Melbourne Institute of Technology (RMIT) University yang berlokasi di kota Melbourne, Victoria, Australia.

       Di RMIT University Pak John dipercaya sebagai  'Director Asia Projects University Office of International Programs'; sedangkan Pak David memangku jabatan strategis sebagai 'Managing Director'. Jabatan Managing Director pada universitas di Australia adalah sama strategisnya dengan jabatan 'Vice Chancellor' di Malaysia atau Pembantu Rektor (PR) I Bidang Akademik pada universitas di Indonesia.

       Salah satu topik yang menarik dalam diskusi tidak resmi diantara saya dengan kedua tamu tersebut adalah tentang terjadinya industrialisasi pendidikan.  Ketika saya nyatakan bahwa sekarang ini pemerintah Australia sedang menggalakkan industrialisasi pada bidang pendidikan (educational industry) maka tidak ada satu kata atau tidak sepotong kalimat pun di antara mereka yang menolaknya; bahkan Pak David menyatakan seratus persen ketersetujuannya.  Memang saat ini proses industrialisasi pendidikan benar-benar sedang melanda Australia; yang dalam hal ini lebih dirasakan pada lembaga-lembaga pendidikan tinggi di delapan wilayah (teritori).

       Namun,  ketika Pak David menanyakan kepada saya sejauh mana kesiapan Indonesia untuk melakukan hal yang sama maka agak sukar bagi saya untuk menjawab.  Pasalnya hampir seluruh perguruan tinggi kita belum siap melakukan dikarenakan terbatasnya mutu.

Full Text:

PDF
Amikom Web Archives