PRIORITAS ANGGARAN PENDIDIKAN TINGGI

Ki Supriyoko

Abstract


       Pendidikan tinggi memperoleh kenaikan anggaran paling tinggi di lingkungan departemen pendidikan; demikianlah konklusi awal setelah dilakukannya distribusi anggaran pendidikan.  Anggaran sektor pendidikan dalam RAPBN 1997/1998 memang mengalami kenaikan secara significant;  dari 3,97 trilyun rupiah menjadi 4,67 trilyun rupiah.  Itu berarti departemen pendidikan kelak akan mengelola dana yang lebih besar dibanding tahun anggaran yang masih berjalan ini;  meski tidak semua anggaran pendidikan akan dikelola departemen pendidikan.

      Pada tahun anggaran 1997/1998 nanti departemen pendidikan kita setidak-tidaknya akan "memegang" anggaran sebesar 4,6 trilyun rupi-ah atau tepatnya 4.573 milyar rupiah; terdiri dari 2.608 milyar berupa dana rupiah murni,  895,6 milyar rupiah berupa bantuan luar negeri, dan 1.069,4 milyar rupiah berupa pinjaman luar negeri. Dana ini akan didistribusi pada berbagai alokasi;  adapun dana rupiah murni sistem distribusinya antara lain sbb:  pendidikan dasar sebesar 854,2 milyar rupiah,  pendidikan menengah 414,9 milyar rupiah,  pendidikan tinggi 774,8 milyar rupiah,  tenaga kependidikan 136,6 milyar rupiah, dan pendidikan luar sekolah 81,8 milyar rupiah (Kompas, 31/1/1997). 

       Salah satu angka yang paling menarik dicermati  adalah anggaran pendidikan tinggi. Meskipun jumlahnya lebih rendah daripada anggaran pendidikan dasar, namun nilai kenaikannya relatif tinggi. Anggaran pendidikan tinggi naik sekitar 28 persen;  dari 603,3 milyar rupiah di APBN 1996/1997 menjadi 774,8 milyar rupiah dalam RAPBN 1997/ 1998. Sementara pendidikan dasar hanya naik sekitar 26 persen; dari 677,6 milyar rupiah di APBN 1996/1997 menjadi 854,2 milyar rupiah dalam RAPBN 1997/1998.

Full Text:

PDF
Amikom Web Archives