KENDALA OPTIMALISASI PENDIDIKAN SISTEM GANDA
Abstract
Sejak pendekatan keterkaitan dan kesepadanan (Link and Match) menjadi kebijakan umum dalam pelaksanaan pendidikan nasional kita maka banyak hal di sekolah yang mengalami perubahan. Kebijakan keterkaitan dan kesepadanan itu sendiri diterjemahkan dalam berbagai program dan kegiatan; salah satunya yang sangat menonjol adalah pengembangan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Oleh karenanya tulisan ini mengkhususkan pembahasannya mengenai pelaksanaan PSG di SMK.
Bila dicermati di SMK itu sendiri, yang kata orang telah menjadi "primadona" sejak Pak Wardiman menjabat menteri pendidikan, telah terjadi banyak perubahan baik di tingkat konsepsional maupun operasional.
Di tingkat konsepsional sekarang tengah terjadi perubahan kultur dari SMK Konvensional menuju SMK Kompetitif. Adapun konsepsi SMK Konvensional adalah "sekolah untuk sekolah" sehingga dalam operasionalnya seluruh proses belajar mengajar dilaksanakan di sekolah, terutama di ruang-ruang kelas. Pada sisi yang lain konsepsi SMK Kompetitif adalah "sekolah untuk masyarakat" sehingga dalam operasionalnya sebagian saja dari proses belajar mengajar yang dilakukan di sekolah, sedangkan sebagian yang lain dilaksanakan di masyarakat; terutama di dunia usaha dan dunia industri pasangan (DUDIP).
Untuk merealisasi konsepsi SMK Kompetitif maka dikembangkan PSG yang menjadi model penyelenggaraan pendidikan yang diaplikasi untuk memudahkan siswa mencapai keterampilan keahlian menurut bidangnya. PSG merupakan salah satu model pendidikan yang efektif dalam mendekatkan kesesuaian antara supply dan demand ketenagakerjaan sesuai dengan kebijakan keterkaitan dan kesepadanan.
Bila dicermati di SMK itu sendiri, yang kata orang telah menjadi "primadona" sejak Pak Wardiman menjabat menteri pendidikan, telah terjadi banyak perubahan baik di tingkat konsepsional maupun operasional.
Di tingkat konsepsional sekarang tengah terjadi perubahan kultur dari SMK Konvensional menuju SMK Kompetitif. Adapun konsepsi SMK Konvensional adalah "sekolah untuk sekolah" sehingga dalam operasionalnya seluruh proses belajar mengajar dilaksanakan di sekolah, terutama di ruang-ruang kelas. Pada sisi yang lain konsepsi SMK Kompetitif adalah "sekolah untuk masyarakat" sehingga dalam operasionalnya sebagian saja dari proses belajar mengajar yang dilakukan di sekolah, sedangkan sebagian yang lain dilaksanakan di masyarakat; terutama di dunia usaha dan dunia industri pasangan (DUDIP).
Untuk merealisasi konsepsi SMK Kompetitif maka dikembangkan PSG yang menjadi model penyelenggaraan pendidikan yang diaplikasi untuk memudahkan siswa mencapai keterampilan keahlian menurut bidangnya. PSG merupakan salah satu model pendidikan yang efektif dalam mendekatkan kesesuaian antara supply dan demand ketenagakerjaan sesuai dengan kebijakan keterkaitan dan kesepadanan.