MENGAPA HASIL AKREDITASI BAN DISAMBUT DINGIN
Abstract
Pada pertengahan minggu yang lalu terjadi peristiwa yang cukup penting dalam dunia pendidikan tinggi di Indonesia, yaitu diumumkan hasil akreditasi akademik terhadap PTN dan PTS untuk tahapan yang kedua kalinya. Hasil akreditasi akademik ini merupakan "karya" dari Badan Akreditasi Nasional (BAN) yang dibentuk oleh pemerintah c/q menteri pendidikan beberapa tahun sebelumnya.
Seperti kita ketahui bersama hasil akreditasi BAN untuk tahapan yang pertama sudah diumumkan tahun yang lalu, dan tahun ini telah diumumkan hasil akreditasi tahapan yang kedua. Untuk pengumuman tahun ini berisikan lebih dari 200 program studi dari berbagai pergu-ruan tinggi, sedangkan pada tahun yang lalu berisikan lebih dari 1.000 program studi. Dari segi jumlah memang terjadi penurunan program studi yang diakreditasi oleh BAN; hal ini disebabkan oleh adanya ber-bagai kendala, antara lain terbatasnya anggota tim, terbatasnya dana, dsb. Meskipun demikian ada pula kendala lain yang menarik disimak, yaitu adanya perguruan tinggi yang tidak mau diakreditasi oleh BAN.
Hasil akreditasi BAN sebenarnya ada sedikit "kemajuan", yaitu terdapatnya beberapa program studi pada PTS yang berhak membina program studi sejenis baik di PTS lain maupun di PTN. Kalau selama ini ada anggapan masyarakat bahwa program studi pada PTN selalu lebih baik daripada PTS maka (semestinya) anggapan tersebut gugur sudah. Sekarang terbuktikan bahwa memang tidak selalu kualitas PTN lebih unggul daripada PTS; meskipun hal ini juga harus dilihat dari kasus per kasus.
Bahwa hasil akreditasi BAN merupakan hal yang sangat penting sebenarnya tidak bisa dipungkiri lagi; namun demikian mengapa hasil akreditasi BAN yang diumumkan pada pertengahan minggu lalu tidak disambut secara "gegap gempita", bahkan terkesan pengumuman itu disambut dingin-dingin saja.
Seperti kita ketahui bersama hasil akreditasi BAN untuk tahapan yang pertama sudah diumumkan tahun yang lalu, dan tahun ini telah diumumkan hasil akreditasi tahapan yang kedua. Untuk pengumuman tahun ini berisikan lebih dari 200 program studi dari berbagai pergu-ruan tinggi, sedangkan pada tahun yang lalu berisikan lebih dari 1.000 program studi. Dari segi jumlah memang terjadi penurunan program studi yang diakreditasi oleh BAN; hal ini disebabkan oleh adanya ber-bagai kendala, antara lain terbatasnya anggota tim, terbatasnya dana, dsb. Meskipun demikian ada pula kendala lain yang menarik disimak, yaitu adanya perguruan tinggi yang tidak mau diakreditasi oleh BAN.
Hasil akreditasi BAN sebenarnya ada sedikit "kemajuan", yaitu terdapatnya beberapa program studi pada PTS yang berhak membina program studi sejenis baik di PTS lain maupun di PTN. Kalau selama ini ada anggapan masyarakat bahwa program studi pada PTN selalu lebih baik daripada PTS maka (semestinya) anggapan tersebut gugur sudah. Sekarang terbuktikan bahwa memang tidak selalu kualitas PTN lebih unggul daripada PTS; meskipun hal ini juga harus dilihat dari kasus per kasus.
Bahwa hasil akreditasi BAN merupakan hal yang sangat penting sebenarnya tidak bisa dipungkiri lagi; namun demikian mengapa hasil akreditasi BAN yang diumumkan pada pertengahan minggu lalu tidak disambut secara "gegap gempita", bahkan terkesan pengumuman itu disambut dingin-dingin saja.