PENDIDIKAN NONFORMAL TERABAIKAN
Abstract
Dalam tahap wacana, terminologi globalisasi dan industrialisasi sering dibawa keluar masuk ruangan yang sejuk dan ber-ac untuk didiskusi atau diseminarkan para pakar; meskipun demikian dalam realita ternyata masih sangat banyak anggota masyarakat kita yang belum mampu masuk di pasar global dan sektor industri.
Data dari Depnakertrans yang dikutip oleh Bambang Ismawan (2003) menyatakan sebanyak 44 persen penduduk kita bekerja di sektor pertanian, 13 persen penduduk bekerja di sektor industri, 19 persen penduduk bekerja di sektor jasa dan perdagangan, dan selebihnya di sektor lain. Kalau kita mengacu pada tulisan Daniel Bell dalam ‘The Coming of Post Industrial Society’ (1986) ternyata mayoritas masyarakat kita masih berada pada tingkat masyarakat praindustri (preindustrial society). Seperti kita ketahui di dalam bukunya tersebut Bell membagi masyarakat dunia ini menjadi tiga kelompok; masing-masing ialah masyarakat praindustri, masyarakat indus-tri, dan masyarakat pasca industri.
Selanjutnya hasil survei yang telah dilakukan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) (2001) menyatakan bahwa sebanyak 42 persen pekerja kita hanya berpendidikan SD ke bawah, 17 persen berpendidikan SLTP, 30 persen berpendidikan SM, 5 persen berpendidikan diploma, dan hanya sebanyak 6 persen yang berpendidikan sarjana. Ini berarti bahwa profil pekerja kita masih menyedihkan karena mayoritas pekerja kita hanyalah berpendidikan dasar, termasuk tak berpendidikan sama sekali.