MENGHITUNG DAYA TAWAR GURU
Abstract
Dalam beberapa hari yang lalu kita disuguhi berita tentang terjadinya demonstrasi yang dilakukan oleh sivitas pendidikan, dalam hal ini guru dan siswa, di Kabupaten Kampar, Riau. Beribu-ribu guru dan siswa, angkanya bahkan mencapai belasan ribu, berduyun-duyun mendatangi gedung DPRD setempat untuk menuntut pelengseran pejabat nomor satu di daerah terse-but, yaitu bupati kepala daerah.
Terlepas dari substansi permasalahannya, kejadian seperti itu memang langka terjadi di Indonesia. Bahwa para guru dan siswa melakukan aksi demonstrasi memang bukan hal yang tabu di era reformasi sekarang ini; meski demikian kalau ada guru (dan siswa) berdemonstrasi untuk menuntut dilengserkannya seorang pejabat tinggi, apalagi pejabat nomor satu di suatu daerah, dikarenakan ketidaktepatan dalam pengambilan keputusan memang langka terjadi.
Di Kabupaten Kampar ternyata hal itu bisa terjadi, bahkan dilakukan selama belasan hari sampai-sampai kegiatan belajar mengajar di daerah tersebut macet total (lecturer jam). Lebih daripada itu aksi yang dilakukan oleh para guru tersebut mendapat simpati dari sebagian kalangan.
Ketua PGRI Pusat, Muhammad Surya, kepada saya menyatakan bahwa kejadian seperti itu dipicu oleh adanya ketersinggungan kolektif para guru dikarenakan adanya tindakan sewenang-wenang oleh pejabat setempat. Ke-tersinggungan kolektif inilah yang membuat para guru mengadakan aksi kolektif berupa demonstrasi.