EBTANAS DAN "KATROLAN" NILAI

Ki Supriyoko

Abstract


       Evaluasi Belajar Tahap Akhir yang diselenggarakan secara Nasional, Ebtanas, sudah dimulai dari tingkat SD; selanjutnya akan diteruskan pada tingkat SLTP dan SLTA. Sebagaimana dengan pengalaman tahun-tahun yang lalu maka setiap Ebtanas akan dan sedang berlangsung, banyak siswa dan orang tuanya yang gelisah memikirkan hasilnya. Keadaan ini pun ternyata juga dialami oleh para guru beserta pimpinan sekolah, tak terkecuali para kepala sekolah.

 

       Mengapa para siswa dan orang tua senantiasa gelisah di dalam menunggu hasil Ebtanas? Alasannya sederhana saja; kalau sampai hasil Ebtanas terlalu jelek maka saat kelulusannya bisa ditunda, atau dibatalkan (?), lembaran ijazah yang diharapkan tidak dapat diterima,  dan kesem-patan  melanjutkan studi ke perguruan tinggi atau kesem-patan memasuki dunia kerja menjadi terbengkelai. Sedang bagi para guru serta pimpinan sekolah hasil Ebtanas yang terlalu jelek serta menyebabkan banyak siswa tidak lulus akan menurunkan kredibilitas sekolah;  dan hal ini dapat mengurangi  kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pen-didikan yang dibinanya. Dalam keadaan seperti ini boleh jadi sekolah yang dibinanya akan diemohi masyarakat, tak ada kandidat siswa yang mendaftar, dan seterusnya.

 

       Kalau setiap Ebtanas berlangsung maka para siswa, orang tua, guru serta pimpinan sekolah sama-sama gelisah kiranya hal itu dapat dimengerti; meskipun kegelisahan tersebut seringkali dilatar-belakangi kepentingan yang tidak seluruhnya sama. Tetapi lepas dari itu kiranya tidak ada yang tidak sependapat dengan harapan mengenai keberhasilan anak didik dalam Ebtanas.


Full Text:

PDF
Amikom Web Archives