KONTROL AKADEMIK KONTROL SOSIAL

Ki Supriyoko

Abstract


       Genderang "penertiban" bagi lembaga penyelenggara program MBA, Master of Business Administration, ditabuh sudah. Para penyelenggara program MBA pun nampaknya juga sudah mengantisipasinya, sudah pasang "kuda-kuda". Dalam beberapa bulan terakhir ini banyak penyelenggara program MBA yang diundang (bukan: dipanggil!) oleh Koordinator Kopertis di wilayah kerjanya masing-masing untuk diajak bermusyawarah tentang masa depan program tersebut.

 

       Tidak bisa dipungkiri lagi; tumbuhnya lembaga MBA pada akhir-akhir ini memang bak cendawan di musim hujan, hampir di setiap kota besar bermunculan lembaga-lembaga dengan "format" yang menggiurkan. Dengan lama studi yang relatif singkat, 14 bulanan,  dengan jumlah kehadiran di kelas yang sangat dapat diatur, serta dengan kampus yang sering berpindah-pindah maka ijazah atau sertifikat pas-ti ada di tangan asalkan memenuhi persyaratan yang sudah ditentukan, baik persyaratan akademis maupun persyaratan nonakademis.

 

       Di kota-kota besar seperti Jakarta, Semarang, Yo-gyakarta, Surabaya, Denpasar, dsb, munculnya lembaga MBA benar-benar merupakan fenomena yang menarik dicermati; betapa tidak, di dalam satu kota secara hampir bersamaan muncul beberapa lembaga sekaligus.  Umumnya lembaga-lem-baga ini menawarkan aktivitas yang bervariasi, meskipun program utamanya sama,  yaitu MBA.  Barangkali berangkat dari kenyataan ini maka muncul pemikiran untuk menertib-kan lembaga-lembaga MBA tersebut.


Full Text:

PDF
Amikom Web Archives