HINDARKAN GURU SEKOLAH DASAR SEBAGAI OBJEK PENDERITA
Abstract
Barangkali paradigma pendidikan di Indonesia sekarang ini berbalik
180 derajat. Pasalnya, guru pada umumnya dan guru SD khususnya yang seharusnya menjadi subjek pendidikan, artinya sebagai penentu keberhasilanpendidikan nasional; sekarang justru dijadikan objek pendidikan.
Universitas Terbuka (UT) yang memperoleh sertifikat ISO 9001:2000
dari International Council for Open and Distance Education Standard
Agency (ISA) Global menawarkan diri mendidik 200.000 guru yang belum sarjana untuk disarjanakan. Untuk mempertahankan mutu lulusan, demikian dinyatakan Atwi Suparman selaku rektor, pihaknya siap melakukan koordinasi antara unit-unit UT di pusat dengan Unit Program Belajar Jarak Jauh (UP-BJJ) di seluruh Indonesia. Semua ini dilakukan untuk mengusahakan lulusan yang berkualitas; pasalnya meski usia UT lebih dari sepuluh tahun tetapi tetap saja masih ada orang yang meragukan kualitas lulusan UT.
Tawaran UT tersebut hanya salah satu contoh saja; karena di luar UT
masih banyak lembaga yang menawarkan diri untuk menyarjanakan guru dengan berbagai modelnya. Katakan dengan PTN dan PTS. Model-model yang ditawarkan pun bervariasi; ada yang melalui kelas reguler, kelas jauh, kelas akhir pekan, kelas luar kota, dan masih banyak lagi. Dalam hal ini guru benar-benar sedang dijadikan objek pendidikan.