STRATEGI PENGEMBANGAN SDM NABI S.A.W. (4)
Abstract
Demikian pula, kisah tentang kejujuran yang terjadi pada tiga orang yang ditinggalkan oleh oleh kaum muslimin, karena tidak mau bergabung dengan bala tentara muslimin saat Perang Tabuk. Ketika Rasulullah s.a.w. pulang dari perang tersebut, mereka bertiga mengungkapkan dengan jujur kenapa mereka tidak ikut berperang. Kemudian kaum muslimin mengasingkan mereka. Salah seorang di antara mereka adalah Ka’ab bin Malik r.a. Setelah masa pengasingan selama 40 hari berakhir, Ka’ab bin Malik r.a. berkata, “Ketika aku mengucapkan salam kepada Rasulullah s.a.w.. Dengan wajah ceria karena bahagia. Beliau bersabda,“Berikan kabar gembira dengan hari terbaik yang pernah kamu jalani semenjak ibumu melahirkanmu.”Aku pun bertanya, “Apakah hari terbaik itu yang aku dapatkan darimu, wahai Rasulullah, atau dari Allah?” Rasulullah s.a.w. bersabda,“Tidak, (hari terbaik itu bukan yang kamu dapatkan dariku). Akan tetapi (yang kamu dapatkan) dari Allah. ”Ka’ab r.a. berkata, “Kami semua tahu ketika Rasulullah bahagia wajahnya bercahaya sehingga ia tampak seperti bulan purnama.” Ka’ab pun berkata lagi, “Ketika aku duduk di hadapan Rasulullah, aku pun berkata kepada beliau, ‘Wahai Rasulullah, salah satu bentuk tobatku adalah aku akan melepaskan semua hartaku sebagai bentuk sedekahku kepada Allah dan Rasul-Nya.” Rasulullah s.a.w. bersabda,“Simpanlah sebagian hartamu karena itu lebih baik bagimu.”Ka’ab r.a. berkata, “Aku hanya akan menyimpan anak panahku yang kupakai saat Perang Khaibar.” Dia pun berkata lagi, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya Allah telah menyelamatkan aku dengan kejujuran. Salah satu bentuk tobatku adalah aku selalu berkata jujur hingga ajalku tiba nanti.” Selanjutkan Ka’ab berkata, “Demi Allah, semenjak aku mengatakan itu kepada Rasulullah sampai detik ini, akau tidak pernah tahu ada seorang muslim pun yang diuji oleh Allah dalam kejujuran berbicara, lebih baik dari apa yang Ia ujikan kepadaku. Demi Allah, sejak itu sampai detik ini, aku tidak pernah dengan sengaja berbohong. Aku berharap semoga Allah menjagaku pada sisa umurku.” Ka’ab kemudian berkata, “Allah pun menurunkan ayat,