NASIB GURU INDONESIA

KI SUPRIYOKO

Abstract


Sungguh-sungguh terjadi! Konon nasib pendidikan nasional Indonesia bukanlah di tangan konglomerat, aristokrat dan teknokrat, bahkan bukan pula di tangan birokrat, akan tetapi berada di tangan guru; namun anehnya jarang sekali para guru diajak bicara dalam menentukan masa depan pendi-dikan nasional alias nasib pendidikan nasional Indonesia.

 

       Ketika jaman prakemerdekaan, para guru justru sering diajak bicara dalam menentukan nasib pendidikan di negeri ini. Guru pun pernah menun-jukkan perlawanannya terhadap kaum penjajah, misalnya dalam peristiwa Onderwijs Ordonnantie (OO) tahun 1932 yang di bawah kepemimpinan Bapak Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara melawan kebijakan sewe-nang-wenang Belanda dengan strategi lijdelijk verset. Dengan keberanian-nya itu guru pun makin dihormati rakyat; dan yang lebih penting memiliki peran dalam menentukan perjalanan pendidikan (nasional) ke depan.

 

       Sekarang? Hampir semua orang menyatakan posisi strategis guru yang jumlahnya 2,7 jutaan orang dalam menentukan masa depan pendidikan nasional; akan tetapi senyatanya mereka relatif jarang diajak “mengobrol” atau “bercengkerama” untuk menentukan nasib pendidikan yang digeluti setiap harinya. Sungguh-sungguh terjadi; dan terjadi sungguh-sungguh!


Full Text:

PDF
Amikom Web Archives