KIAT SUKSES MENJADI ENTREPRENEUR BAGI ORANG BIASA (6)
Abstract
Untuk membagi pengalaman saya menjadi entrepreneur ini, karena saya tidak mendapat pendidikan jurnalistik secara khusus, kadangkala lepas kontrol, meluncur tanpa rem, sehingga melanggar etika dan aturan jurnalistik yang baik. Hal itu terjadi pada tulisan saya sebelumnya. terutama tulisan saya mengenai sikap mental positif. Semata-mata itu adalah kekhilafan saya. Saya baru saja menyadari, setelah saya mendapat surat klarifikasi dari Bapak Rektor UPN Yogyakarta, kemudian saya baca dengan hati-hati. Semua yang beliau tulis adalah benar adanya. Sekali lagi adalah saya yang khilaf, maka saya langsung meminta sekretaris saya untuk dapat menghadap Bapak Dr. Didit Welly Udjianto, M.S.,Rektor UPN Yogyakarta untuk meminta maaf atas kekhilafan saya.
Setelah saya mendapat informasi saya dapat diterima Beliau pada jam 14.00, langsung saya berjalan dari kantor saya menuju kantor Bapak Didit, karena hanya bersebelahan. Setelah saya dipersilakan masuk dan dipersilakan duduk Bapak Didit, “Pak saya minta maaf. Tulisan tersebut semata-mata adalah kekhilafan saya. Saya menyadari kalau tulisan itu menyudutkan mahasisawa UPN dan menyudutkan institusi UPN. Saya juga minta maaf kepada seluruh sivitas akademika dan alumni UPN Yogyakarta. Saya juga mengucapkan banyak terima kasih atas klarifikasi Bapak” permintaan maaf saya. “Kalau tidak begini saya kan tidak bisa ketemu Pak Yanto langsung. Saya mohon Pak Yanto untuk tidak menulis seperti itu lagi. Saya senang kalau Pak Yanto mengklarifikasi tulisan itu” kata beliau. “Baik Pak. Sekali lagi saya minta maaf Pak. Itulah kelemahan saya yang kadangkala tidak bisa saya kontrol ” jawab saya. Setelah saya minta maaf, saya mulai berbicang dan belajar bermacam hal.
Berkait tulisan saya tentang mimpi, sesungguhnya UPN Yogyakarta adalah mimpi saya dan mimpi kawan-kawan saya yang paling dekat, karena di depan mata saya. Ketika AMIKOM masih menyewa, di sebelah gedung UPN, saya sering menghadap kearah gedung UPN sambil bermimpi suatu saat AMIKOM ingin mempunyai tanah luas seperti UPN, mempunyai gedung seperti UPN dan memiliki auditorium yang bagus yang bentuknya seperti pesawat siluman. Aktivitas mahasiswanya hidup dan kegiatan mahasiswanya banyak sekali. Saya sangat merindukan kehidupan kampus seperti itu. Untuk menggapai mimpi saya tersebut, saya banyak belajar dari alumni UPN. Pembatu Ketua I dan Ketua Jurusan Sistem Informasi STMIK AMIKOM Yogyakarta adalah alumni dari UPN Yogyakarta. Saya banyak mendapat pelajaran tentang pengelolaan mahasiswa dari mereka. Belajar kedisiplinan dari mereka. Saya banyak belajar dari sahabat saya dosen-dosen UPN. Saya juga sering diundang mengisi di Fakultas Komunikasi dan Ekonomi, juga mendapat pelajaran yang sangat berharga dari mahasiswa UPN Yogyakarta.
Dari sedikit demikit sedikit mimpi saya tersebut mulai terwujud, meskipun belum seperti UPN. Dari tidak mempunyai tanah, sekarang sudah mempunyai tanah sekitar 12.000 meter persegi. Dari gedung sewa, sekarang telah memiliki empat unit gedung berlantai tiga dan lima. Berawal dari Akademi telah menjadi Sekolah Tinggi. Mimpi saya bersama kawan-kawan STMIK AMIKOM kelak berkeinginan menjadi Universitas dengan jumlah mahasiswa yang banyak seperti UPN. Saya bersama kawan-kawan merasa sangat beruntung berdampingan dengan UPN Yogyakarta, karena dapat mempercepat dalam menggapai mimpi-mimpi saya. Keberuntungan saya semakin lengkap setelah saya mendapat pelajaran langsung dari Pimpinan tertinggi UPN Yogyakarta, Bapak Rektor, Bapak Didit, baik dalam mengelola perguruan tinggi, penjaminan mutu dan pengalaman hidup yang sangat berharga, yang menggores hati saya yang paling dalam. Semoga UPN Yogyakarta yang banyak memberi pelajaran yang sangat berharga bagi AMIKOM dilindungi dan diberkahi Allah s.w.t. amin…