DIIMPOR DARI SYIRIA DAN IRAK : MINYAK ZAITUN
Abstract
Syiria, menjelang datangnya Islam masih di bawah Kekaisaran Bizantium dari 395 – 632 Mesehi. Meskipun pejuang Islam mengambil Syiria dari Kaisar Heraclius, tetapi Syiria dibawah Khalifah Umar bin Khattab diambil alih dari Bizantium dengan perang Yarmuk pada 636 Masehi. Produk yang diimpor dari dari Syiria (Syam) dan Irak menjelang datangnya Islam berupa minyak, bahan makanan, padi-padian, anggur, pakaian dan senjata.
Minyak yang diimpor dari Syiria adalah minyak zaitun (olive), yang merupakan minyak buah-buahan diperoleh dari olive (Olea europaea, keluarga Oleacea), tanaman pohon tradisional dari lembah Mediterania. Minyak zaitun biasanya digunakan untuk memasak, kosmetik, farmasi, sabun dan untuk minyak lampu. Selain itu, minyak zaitun digunakan untuk kebutuhan ritual. Pada masa Yunani kuno, para atlet secara ritual menggosokkan minyak zaitun ke seluruh tubuhnya dan digunakan dengan meneteskan minyak tersebut pada tulang orang yang mati terhormat melalui lubang makam mereka. Orang Mediterania, menganggap minyak zaitun lebih dari hanya makanan, tetapi minyak zaitun mempunyai fungsi magis, obat, sumber pesona dan keajaiban yang tak pernah habis serta sumber kekuatan dan kesejahteraan. Minyak minyak zaitun lebih menyehatkan dibandingkan dengan sumber lemak makanan lainnya, karena kandungan lemak tunggal tak jenuh dan polifenolnya. Orang Yahudi, menggunakan minyak zaitun hanya untuk bahan bakar.
Dalam Islam, minyak zaitun dimuat dalam Al-Qur’an surat An Nuur ayat 35 : Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di barat(nya), yang minyaknya saja hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing pada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. Demikian pula firman Allah : Dan pohon kayu ke luar dari Thursina (pohon zaitun), yang menghasilkan minyak dan pemakan makanan bagi orang-orang yang makan (Al Mu’minun : 20). Pohon zaitun terdapat dalam dalam Al Qur’an surat An Nahl ayat 11 : Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, korma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan). Sedangkan buah zaitun terdapat dalam surat Al An’aam ayat 99 : (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya diwaktu pohonnya berbuah dan (perhatikanlah pula) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman. Al An’aam ayat 141 :Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon korma, tanaman-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak sama.
Minyak zaitun juga dipakai oleh Rasulullah s.a.w dengan sabdanya : Pakailah minyak zaitun dan minyakilah tubuhmu karena itu berasal dari pohon yang diberkahi. Dalam sabda beliau yang lain, bahwa minya zaitun dapat mengobati 70 penyakit.