KEMURAHAN HATI
Abstract
Pada 1995, Aaron Feurstein dari Malden Mills memutuskan tetap membuka bisnisnya setelah kebakaran besar di pabriknya. Ia tetap mempekerjakan 2400 orang yang ia gaji dengan tabungan pribadinya. Demikian juga Levi-Strauss tetap mempekerjakan karyawannya pada saat gempa bumi yang dilanjutkan kebakaran yang menyebabkan hancurnya kantor pusat dan pabriknya pada 1906, bukan memberhentikan mereka. Kisah pemimpin Malden Mills dan Levi-Strauss merupakan pelopor perilaku etis, tulis Stuart Crainer dalam bukunya yang berjudul The 75 Greatest Management Decisions Ever Made. Perilaku etis tersebut merupakan kemurahan hati yang membuat perusahaan dapat bertahan sampai sekarang ini.
Tony Buzan dalam bukunya The Power of Spitual Intelligence mengisahkan seorang laki-laki bernama Trevor Ferrell melihat seorang tunawisma hidup di jalan raya di Philadelphia. Trevor bertanya kepada orangtuanya kenapa ada orang yang tidur di jalan yang dingin. Orangtuanya menjelaskan “orang itu tidur di jalan karena tidak punya rumah untuk dapat berlindung atau keluarga yang mengurusinya.” Trevor meminta orangtuanya untuk mengantarkan ke kota agar dapat membelikan bantal dan selimut hangat untuk tunawisma itu. Orangtua Trevor memenuhi permintaannya. Trevor yang baru berumur 13 tahun, melakukan satu tindakan belas kasih yang tulus dan merupakan titik awal “Kampanye Trevor”. Sejak saat itu, setiap malam para sukarelawan, baik orang dewasa maupun anak-anak berjalan menelusuri jalan-jalan di Philadelphia untuk membagikan makanan hangat, selimut, pakaian, perhatian dan cinta. Ketika Trevor ditanya apakah perkemban kampanye diluar perkiraannya, Trevor menjawab “Saya tidak pernah menyangka akan ada 1.100 sukarelawan, tiga mobil van, dan sebuah rumah untuk kaum tunawisma. Yang ingin saya lakukan hanya menolong kaum tunawisma, satu persatu.”.
Al-Ghazali dalam bukunya At-Tibr al-Masbuk fi Nashihah al-Muluk, menceritakan tentang Husain bin Ali bahwa telah sampai kepadanya perkataan seseorang yang membuat dia tidak suka, maka dia mengambil sekeranjang penuh kurma yang baru dipetik dan membawanya ke rumah orang itu. Dia ketuk pintu rumah orang itu. Orang itu berdiri, membuka pintu, dan memandang Husain yang membawa keranjang. Orang itu bertanya, “Apa itu wahai cucu Rasulullah?”. Husain menjawab,”Ambilah keranjang kurma ini. Telah sampai kepadaku bahwa engkau telah menghadiahkan amal kebaikanmu kepadaku, maka aku membalasnya dengan ini.”
”Seorang Muslim yang memberi makan kepada saudaranya sampai kenyang dan memberi minum sampai hilang rasa hausnya tidak mendapatkan apa-apa kecuali dijauhkan dari Api Neraka dan dibikinkan untuknya tujuh selokan lebar antara dua parit sepanjang perjalanan lima ratus tahun dan Nerakapun berseru :”Hai Allah ijinkanlah saya untuk sujud sebagai rasa syukur kepadaMu karena Engkau telah membebaskan seorang dari umat Muhammad di mana aku harus taat kepada Engkau. Kemudian Allah memerintahkan untuk dimasukkan orang yang shodaqah dengan sepotong roti atau segenggam tamar ke dalam surga.(Dhurotun Nasihin) ”
Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh tangkai dan pada tiap-tiap butir seratus biji. Allah melipatgandakan (pahala) bagi siapa saja yang dihendaki. Dan Allah Maha Luas (kurniaNya) lagi Maha Mengetahui (Al-Baqarah 261).