RAYONISASI, "CLOSING", DAN POLUSI
Abstract
Salah satu tradisi konstruktif yang dilaksanakan oleh berbagai media massa dalam beberapa tahun terakhir ini ialah mengadakan evaluasi pendidikan pada tiap akhir tahun. Dimensi positif dari tradisi ini adalah kita bisa melihat kembali berbagai peristiwa dan prestasi pendidikan untuk direfleksikan pada antisipasi aktivitas di masa depan berdasarkan pengalaman yang telah dilaluinya.
Perjalanan pendidikan periode tahun 1991 kali ini di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) kiranya penuh dengan romantika; hal ini terjadi baik untuk pendidikan dasar, menengah, maupun tinggi.
Tiga peristiwa besar yang terjadi pada pendidikan dasar dan menengah di DIY dalam periode tahun 1991 ialah menyangkut kebijakan rayonisasi dalam hal penerimaan murid atau siswa baru, kekeringan atau kekurangan siswa di berbagai sekolah sehingga memunculkan fenomena "closing", serta terjadinya pembatalan kelulusan siswa. Peristiwa yang terakhir ini saya istilahkan dengan polusi pendidikan yang dampaknya benar-benar telah mengurangi kredibilitas DIY atau Yogyakarta sebagai "kota pendidikan".