BAGAIMANA MENGADILI PELAJAR YANG BERKELAHI
Abstract
Jakarta "heboh"; puluhan bahkan ratusan pelajar terlibat secara langsung dalam suatu perkelahian massal. Mereka "beringas", sampai polisi yang akan menetralisasi suasana ikut menerima lemparan batu atas keberingasannya itu. Kaca-kaca jendela sekolah pecah, dan mobil polisi pun kabarnya tak luput dari sasaran perusakan. Peristiwa tak berbudaya ini pun ternyata cepat merembet di berbagai kota; Semarang, Gresik, Surabaya, dan entah di mana lagi. Benar-benar memprihatinkan!
Itulah ilustrasi global tentang sudah kelewat-ba-tasnya kenakalan remaja, tepatnya kenakalan siswa. Lebih memprihatinkan lagi justru ada sementara pelajar yang bangga dapat ikut berkelahi, meskipun atas ulahnya ter-sebut banyak pihak lain yang dirugikan.
Atas kenyataan tersebut wajarlah apabila kemudian Presiden Soeharto sempat menyatakan keprihatinannya; ba-gaimana mungkin para pelajar kandidat pemimpin bangsa di masa depan justru bangga melibatkan diri dalam peristiwa yang tak berbudaya. Dan, wajar pulalah apabila Mendikbud Fuad Hassan kemudian mengemukakan ketersetujuannya untuk membawa pelajar yang sering berkelahi ke pengadilan.
Itulah ilustrasi global tentang sudah kelewat-ba-tasnya kenakalan remaja, tepatnya kenakalan siswa. Lebih memprihatinkan lagi justru ada sementara pelajar yang bangga dapat ikut berkelahi, meskipun atas ulahnya ter-sebut banyak pihak lain yang dirugikan.
Atas kenyataan tersebut wajarlah apabila kemudian Presiden Soeharto sempat menyatakan keprihatinannya; ba-gaimana mungkin para pelajar kandidat pemimpin bangsa di masa depan justru bangga melibatkan diri dalam peristiwa yang tak berbudaya. Dan, wajar pulalah apabila Mendikbud Fuad Hassan kemudian mengemukakan ketersetujuannya untuk membawa pelajar yang sering berkelahi ke pengadilan.