SARJANA DENGAN ATAU TANPA SKRIPSI
Abstract
Pembicaraan tentang penting atau tidak pentingnya penulisan skripsi bagi mahasiswa program sarjana (S1) di perguruan tinggi, PTN dan PTS, akhir-akhir ini kembali menghangat lagi. Apabila di satu pihak mengatakan betapa pentingnya pengalaman penulisan skripsi bagi calon lulusan perguruan tinggi, maka di pihak lain justru memandang kurang efektivnya proses penulisan karya ilmiah ini.
Dalam diskusi ilmiah di UNS Surakarta baru-baru ini misal-nya; seorang pakar komunikasi Dra. Sasa Djuarsa Sendjaja, Ph.D mengemukakan agar kewajiban menulis karya ilmiah skripsi bagi mahasiswa S1 perlu ditinjau kembali, mengingat tidak sedikit para calon lulusan yang terpaksa mengalami drop-out akibat tugas tersebut.
Menurutnya, waktu yang diperlukan untuk menyusun skripsi tidak cukup 1-2 tahun. Sementara itu kegagalan menyelesaikan penulisan skripsi tidak jarang mengakibatkan drop-out; pada hal kegagalannya tidak semata-mata disebabkan faktor mahasiswanya, tetapi dosen pembimbing pun sering memberikan andil atas kegagal-an tersebut.
Dalam diskusi ilmiah di UNS Surakarta baru-baru ini misal-nya; seorang pakar komunikasi Dra. Sasa Djuarsa Sendjaja, Ph.D mengemukakan agar kewajiban menulis karya ilmiah skripsi bagi mahasiswa S1 perlu ditinjau kembali, mengingat tidak sedikit para calon lulusan yang terpaksa mengalami drop-out akibat tugas tersebut.
Menurutnya, waktu yang diperlukan untuk menyusun skripsi tidak cukup 1-2 tahun. Sementara itu kegagalan menyelesaikan penulisan skripsi tidak jarang mengakibatkan drop-out; pada hal kegagalannya tidak semata-mata disebabkan faktor mahasiswanya, tetapi dosen pembimbing pun sering memberikan andil atas kegagal-an tersebut.