GELAR AKADEMIK MAKIN "RUWET"
Abstract
Mungkin anda pernah mendengar; baru-baru ini seorang rektor yang bergelar profesor, doktor, master, dan entah gelar akademik apalagi, terpaksa diamankan polisi. Pasalnya sang profesor tersebut melakukan tindakan kriminal, yaitu menikahi seorang gadis secara tidak resmi, dan melakukan penipuan akademik dalam berbagai bentuk.
Kita dapat berhipotesis bahwa urusan "nikah-menikah" tersebut sama sekali tidak ada korelasinya dengan masalah penipuan akademik. Kalau pun toh pada realitanya kita mendapatkan kenyataan seperti tersebut di atas tentunya hanya merupakan kasus semata; dan seandainya kasus tersebut dimasukkan dalam kelompok data tentu akan bersifat "outlayer", artinya data tersebut sebaiknya tidak diikutkan dalam analisis supaya tidak membiaskan kesimpulan penelitian.
Karena sifatnya yang "outlayer" tersebut justru menjadikan aparat keamanan menjadi curiga; dan setelah didapatkan bukti yang cukup maka diamankanlah sang profesor tersebut. Pada akhirnya terbukalah kedoknya: semua gelar akademik yang pernah disandangnya ternyata palsu. Dia bukan profesor, dia bukan doktor, dia bukan master, dan entah bukan apa lagi.
Kasus tersebut mengingatkan kita bersama; betapa masih sering terjadinya kasus penipuan gelar akademik di negeri yang sangat tercinta ini, baik penipuan yang sempat dipermasalahkan sampai ke "permukaan", maupun yang tidak dipermasalahkan. Penipuan gelar akademik yang menguntungkan pribadi dengan merugikan orang lain.
Kita dapat berhipotesis bahwa urusan "nikah-menikah" tersebut sama sekali tidak ada korelasinya dengan masalah penipuan akademik. Kalau pun toh pada realitanya kita mendapatkan kenyataan seperti tersebut di atas tentunya hanya merupakan kasus semata; dan seandainya kasus tersebut dimasukkan dalam kelompok data tentu akan bersifat "outlayer", artinya data tersebut sebaiknya tidak diikutkan dalam analisis supaya tidak membiaskan kesimpulan penelitian.
Karena sifatnya yang "outlayer" tersebut justru menjadikan aparat keamanan menjadi curiga; dan setelah didapatkan bukti yang cukup maka diamankanlah sang profesor tersebut. Pada akhirnya terbukalah kedoknya: semua gelar akademik yang pernah disandangnya ternyata palsu. Dia bukan profesor, dia bukan doktor, dia bukan master, dan entah bukan apa lagi.
Kasus tersebut mengingatkan kita bersama; betapa masih sering terjadinya kasus penipuan gelar akademik di negeri yang sangat tercinta ini, baik penipuan yang sempat dipermasalahkan sampai ke "permukaan", maupun yang tidak dipermasalahkan. Penipuan gelar akademik yang menguntungkan pribadi dengan merugikan orang lain.