SARJANA, TUKANG SEMIR, DAN PROGRAM SP3

Ki Supriyoko

Abstract


       Apabila kita menemukan seorang tukang semir yang menjadi sarjana, karena kegigihan perjuangan dan usahanya, kiranya bukan merupakan hal yang sangat luar biasa; tetapi apabila  kita menemukan para sarjana yang menjadi tukang semir sepatu, kiranya hal ini bukan merupakan peristiwa yang biasa.

       Di Bhubaneswar, India peristiwa tersebut sungguh-sungguh terjadi; para insinyur teknik yang sarjana itu secara beramai-ramai menjadi tukang semir sepatu. Mereka "menjual" jasa di depan gedung sekretariat tenaga kerja, dan ternyata cukup "laris", karena cukup banyak karyawan kantor tersebut yang  --entah karena kasihan atau alasan lain-- mau menikmati jasanya.

       Mulanya  pimpinan dan karyawan sekretariat tenaga kerja setempat tidak tahu-menahu kalau penyemir-penyemir tersebut sesungguhnya adalah para sarjana;  dan setelah tahu ...... polisi lah yang kemudian "berbicara".

       Mengapa para insinyur yang sarjana tersebut berulah menjadi tukang semir sepatu amatiran? Rupanya mereka ingin mengajukan protes pada pemerintah setempat tentang betapa sulitnya mencari pekerjaan.  Berkali-kali mereka ikut "ngantre" untuk melamar pekerjaan tetapi hasilnya "nol", alias tak berhasil mendapatkan pekerjaan sebagaimana yang diinginkannya.

Full Text:

PDF
Amikom Web Archives