ANGGARAN SEKTOR PENDIDIKAN NAIK,JANGAN TERJADI LAGI "ASAL BANGUN"
Abstract
Seperti yang sudah banyak diperkirakan oleh para pengamat sebelumnya, meskipun masih dalam situasi yang "sulit" tetapi Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) tahun 1989/90 telah mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun yang sebelumnya.
Meskipun demikian, tentang angka kenaikannya yang relatif cukup tinggi kalau dibandingkan dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 1988/89, yaitu di atas 25% atau tepatnya 26,3%, kiranya tidak setiap pengamat mampu memperhitungkan sebelumnya. Adanya kenaikan angka yang relatif tinggi ini harus diakui sebagai prestasi tersendiri bagi para pengambil kebijakan yang ditugasi oleh rakyat untuk memutar jalannya pemerintahan di negara kita.
Kenaikan angka RAPBN tahun ini memang hampir sama dengan RAPBN tahun 1988/89 yang lalu terhadap APBN tahun sebelumnya, kalau RAPBN tahun lalu angka kenaikannya mencapai 27,1% maka tahun ini mencapai 26,3%.
Tetapi, apabila kita ingat tanggal 6 Januari dua tahun yang silam, ketika Presiden Soeharto menyampaikan RAPBN 1987/88 di depan para wakil rakyat, para pengamat banyak yang di buat "terkejut" sekaligus "takjub" karena di dalam situasi ekonomi dunia yang serba tidak menentu waktu itu, ternyata RAPBN kita mampu mengalami kenaikan dibandingkan APBN tahun sebelumnya, meski angkanya tidak tinggi yaitu sebesar 6,4%.
Meskipun demikian, tentang angka kenaikannya yang relatif cukup tinggi kalau dibandingkan dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 1988/89, yaitu di atas 25% atau tepatnya 26,3%, kiranya tidak setiap pengamat mampu memperhitungkan sebelumnya. Adanya kenaikan angka yang relatif tinggi ini harus diakui sebagai prestasi tersendiri bagi para pengambil kebijakan yang ditugasi oleh rakyat untuk memutar jalannya pemerintahan di negara kita.
Kenaikan angka RAPBN tahun ini memang hampir sama dengan RAPBN tahun 1988/89 yang lalu terhadap APBN tahun sebelumnya, kalau RAPBN tahun lalu angka kenaikannya mencapai 27,1% maka tahun ini mencapai 26,3%.
Tetapi, apabila kita ingat tanggal 6 Januari dua tahun yang silam, ketika Presiden Soeharto menyampaikan RAPBN 1987/88 di depan para wakil rakyat, para pengamat banyak yang di buat "terkejut" sekaligus "takjub" karena di dalam situasi ekonomi dunia yang serba tidak menentu waktu itu, ternyata RAPBN kita mampu mengalami kenaikan dibandingkan APBN tahun sebelumnya, meski angkanya tidak tinggi yaitu sebesar 6,4%.