DIFERENSIASI SMA MULAI DIPERTANYAKAN

Ki Supriyoko

Abstract


       Sekarang ini Kurikulum 1984 sekolah menengah umum tingkat atas, SMA, belum genap lima tahun, atau termasuk "balita" kata orang; tetapi berbagai kritik dan evaluasi kritis  terhadap kurikulum ini mulai bermunculan disana-sini.  Masalah diferensiasi atau pembedaan program studi nampaknya mempunyai porsi yang dominan di dalam menerima kritik dan evaluasi kritis tersebut.

       Prof. St. Vembriarto misalnya. Mantan rektor IKIP Negeri Yogyakarta ini menilai bahwa sistem diferensiasi Kurikulum 1984 SMA yang ada sekarang ini bersifat kaku, sempit, tidak efisien, dan tidak memberi kesempatan yang sama pada anak didik untuk masuk perguruan tinggi.

       Meskipun demikian  beliau juga menyatakan tentang adanya kemungkinan untuk mempertahankan sistem diferensiasi  tersebut asal saja sistem seleksi masuk perguruan tinggi mau memperhatikan adanya kenyataan pembedaan program di SMA. Program A1, A2, A3, dan A4 harus memperoleh perhatian dalam sistem penerimaan mahasiswa baru di perguruan tinggi.  Apabila hal ini tidak diperhatikan maka sistem diferensiasi tidak layak dipertahankan.

       Apa yang dikemukakan Pak Vembriarto sesungguhnya senada dengan apa yang baru saja dinyatakan oleh Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup, Prof. Dr. Emil Salim, bahwa pendidikan di Indonesia perlu ditinjau kembali dalam menyongsong masa depan karena terlalu terkotak-kotak,  baik pada tingkat pendidikan menengah maupun tingkat pendidikan tinggi.

Full Text:

PDF
Amikom Web Archives