MENAIKKAN PAMOR SEKOLAH SWASTA
Abstract
Beberapa waktu yang lalu kami mendapat kesempatan dan tugas untuk melaksanakan studi banding pada beberapa lembaga pendidikan di salah satu negara maju Eropa, tepatnya adalah di negeri Belanda.
Salah satu hal yang sangat menarik bagi kami adalah relatif banyaknya lembaga pendidikan swasta (private school) yang menjadi "favourite" masyarakat. Sementara itu pada sisi yang lain telah tertanamnya perasaan bangga pada masyarakat umum untuk menyekolahkan putra-putri nya pada lembaga pendidikan swasta tersebut.
Di Zaandam misalnya, di kota kecil ini kami temui "sekolah wanita" setingkat SMTP yang dikelola oleh yayas an nonpemerintah, alias swasta. Dari berbagai siswa yang kami interview pada umum-nya merasa bangga dapat belajar di sekolah swasta tersebut; dan menurut pengakuannya perasaan bangga semacam itu juga dimiliki oleh orangtuanya masing-masing. Setelah kami "lacak" lebih dalam, sekolah itu memang merupakan "favourite" masyarakat setempat.
Tetapi memang begitulah adanya, pada umumnya para orang tua sangat bangga dapat menyekolahkan putra-putri nya di sekolah swasta.
Salah satu hal yang sangat menarik bagi kami adalah relatif banyaknya lembaga pendidikan swasta (private school) yang menjadi "favourite" masyarakat. Sementara itu pada sisi yang lain telah tertanamnya perasaan bangga pada masyarakat umum untuk menyekolahkan putra-putri nya pada lembaga pendidikan swasta tersebut.
Di Zaandam misalnya, di kota kecil ini kami temui "sekolah wanita" setingkat SMTP yang dikelola oleh yayas an nonpemerintah, alias swasta. Dari berbagai siswa yang kami interview pada umum-nya merasa bangga dapat belajar di sekolah swasta tersebut; dan menurut pengakuannya perasaan bangga semacam itu juga dimiliki oleh orangtuanya masing-masing. Setelah kami "lacak" lebih dalam, sekolah itu memang merupakan "favourite" masyarakat setempat.
Tetapi memang begitulah adanya, pada umumnya para orang tua sangat bangga dapat menyekolahkan putra-putri nya di sekolah swasta.