TAMANSISWA DENGAN STRATEGI BARU

Mohammad Suyanto

Abstract


       Ada kritik yang sangat menarik dari sementara pengamat, konon, "kemenonjolan" Tamansiswa sebagai lembaga perguruan yang bergerak di bidang pendidikan itu selama era pasca kemerdekaan ini tidaklah setinggi pada era pra kemerdekaan dulu. Hal ini, selanjutnya, dikarenakan Tamansiswa kurang bersifat responsif terhadap kemajuan dunia luar.

       Lebih dari itu,  bahkan ada yang menangkap kesan bahwa Tamansiswa enggan membuka diri terhadap dunia dan kebudayaan luar.

       Kritik itu baik,  lepas dari sejauh mana kualitas kritik itu sendiri, karena hal tersebut menunjukkan bahwa orang yang melancarkan kritik masih mempunyai perhatian terhadap lembaga yang dikritiknya,meski tidak berarti bahwa perhatian tersebut diberikan secara sepenuh hati.

       Secara lebih khusus lagi adanya kritik masyarakat terhadap perguruan Tamansiswa juga merupakan hal yang sangat wajar. Siapa yang tak kenal Tamansiswa? Siapa yang tak kenal Muhammadiyah? Dua dari sedikit organisasi "terbesar" yang banyak andilnya dalam memajukan pendidikan bangsa di negeri ini.  Itulah sebabnya banyak anggota masyarakat, khususnya masyarakat pendidikan, yang merasa ikut memiliki (sensi of belonging) Tamansiswa; sebagaimana mereka ikut memiliki Muhammadiyah dan lembaga "pe- juang" pendidikan yang lainnya.

Full Text:

PDF
Amikom Web Archives