TAYANGKAN PROGRAM "IN SERVICE LEARNING"
Abstract
Hari ini, dua puluh lima tahun yang lalu Televisi Republik Indonesia (TVRI) resmi berdiri. Hal ini berarti bahwa sekarang usia TVRI sudah mencapai seperempat abad. Dua puluh lima tahun. Usia yang sangat tepat untuk menengok kembali sejarah pengabdiannya; apa yang sudah dapat diperbuat untuk negara dan masyarakat?
Sebagaimana yang pernah dialami oleh John Logie Baird (1926) dan Vladimir Zworykin (1929) dengan segala hambatan dan keterbatasannya dalam usahanya untuk dapat "melahirkan" teknologi televisi, maka putra-putra kita (Indonesia) pun mengalami hal yang tidak jauh berbeda ketika akan "melahirkan" TVRI.
Dalam sejarahnya Baird pernah mengalami berbagai hambatan serta keterbatasan ketika untuk pertama kalinya akan memakai sinar infra merah untuk pengambilan gambar, demikian pula Zworykin juga mengalami berbagai hambatan dan keterbatasan ketika untuk pertama kalinya ingin mendemonstrasikan sistem pertelevisian. Namun dengan usaha yang cukup gigih akhirnya teknologi pertelevisian yang dirindukannya bisa terwujud.
Sebagaimana yang pernah dialami oleh John Logie Baird (1926) dan Vladimir Zworykin (1929) dengan segala hambatan dan keterbatasannya dalam usahanya untuk dapat "melahirkan" teknologi televisi, maka putra-putra kita (Indonesia) pun mengalami hal yang tidak jauh berbeda ketika akan "melahirkan" TVRI.
Dalam sejarahnya Baird pernah mengalami berbagai hambatan serta keterbatasan ketika untuk pertama kalinya akan memakai sinar infra merah untuk pengambilan gambar, demikian pula Zworykin juga mengalami berbagai hambatan dan keterbatasan ketika untuk pertama kalinya ingin mendemonstrasikan sistem pertelevisian. Namun dengan usaha yang cukup gigih akhirnya teknologi pertelevisian yang dirindukannya bisa terwujud.