CUKUP DUA GELOMBANG, SISTEM PENERIMAAN MAHASISWA BARU PTS
Abstract
Setelah SIPENMARU, Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru, versi perguruan tinggi negeri (PTN) usai pelaksanaannya biasanya perguruan tinggi swasta (PTS) mendapatkan giliran untuk berkiprah.
PTS berlomba-lomba untuk menarik simpati masyarakat agar mereka menaruh minat terhadap kegiatan belajar mengajar pada lembaga pendidikan tinggi "non pemerintah" ini berbagai cara dilakukan untuk "menggaet" simpati masyarakat ini; misalnya dengan memasang spanduk pada tempat yang strategis, memasang iklan di koran, mengedarkan brosur, mengudarakan pengumuman lewat radio, dsb.
Semua cara tersebut di atas terpaksa ditempuh oleh PTS sebab sampai sekarang ini fokus perhatian masyarakat masih tertuju pada PTN; perguruan tinggi yang langsung dikelola oleh pemerintah. Sebagian anggota masyarakat bahkan ada yang menganggap bahwa PTS merupakan perguruan tinggi "kelas dua".
Anggapan tersebut tentu saja tidak 100% benar, meskipun juga tidak 100% salah. Pada kenyataannya sampai saat ini banyak ditemui PTS yang kualifikasi akademiknya pantas mendapatkan pujian; akan tetapi sebaliknya banyak pula PTS yang kualifikasi akademiknya belum menunjukkan sosok yang memadai.
PTS berlomba-lomba untuk menarik simpati masyarakat agar mereka menaruh minat terhadap kegiatan belajar mengajar pada lembaga pendidikan tinggi "non pemerintah" ini berbagai cara dilakukan untuk "menggaet" simpati masyarakat ini; misalnya dengan memasang spanduk pada tempat yang strategis, memasang iklan di koran, mengedarkan brosur, mengudarakan pengumuman lewat radio, dsb.
Semua cara tersebut di atas terpaksa ditempuh oleh PTS sebab sampai sekarang ini fokus perhatian masyarakat masih tertuju pada PTN; perguruan tinggi yang langsung dikelola oleh pemerintah. Sebagian anggota masyarakat bahkan ada yang menganggap bahwa PTS merupakan perguruan tinggi "kelas dua".
Anggapan tersebut tentu saja tidak 100% benar, meskipun juga tidak 100% salah. Pada kenyataannya sampai saat ini banyak ditemui PTS yang kualifikasi akademiknya pantas mendapatkan pujian; akan tetapi sebaliknya banyak pula PTS yang kualifikasi akademiknya belum menunjukkan sosok yang memadai.