PERUMPUNAN PROGRAM STUDI DI IKIP
Abstract
Barangkali sekarang ini banyak mahasiswa dan dosen IKIP yang sedang gelisah menghadapi rencana perumpunan, perampingan, atau apapun istilahnya terhadap program studi di lingkungan IKIP. Bukti objektifnya beberapa waktu yang lalu banyak mahasiswa IKIP yang melakukan aksi demonstrasi untuk "menentang" kebijakan tersebut.
Sekedar untuk ilustrasi di IKIP Yogyakarta mahasiswa beramai-ramai mendatangi kantor rektorat dengan membawa peti mati yang diinisiali Pendidikan Luar Sekolah (PLS). Cara ini dimaksudkan seba-gai lambang penentangan atas kebijakan Depdikbud yang dianggap akan mematikan program studi PLS. Belum puas dengan metoda ini merekapun beramai-ramai mendatangi kantor Mendikbud di Jakarta untuk minta penjelasan tentang kelanjutan hidup program studi PLS. Di IKIP Jakarta dan IKIP Bandung juga ada "ramai-ramai" serupa; bahkan puluhan mahasiswa IKIP Bandung juga mendatangi kantor Mendikbud di Jakarta untuk minta penjelasan mengenai kebijakan perumpunan program studi di IKIP.
Bagaimana dengan dosennya? Tentu saja mereka memiliki cara sendiri yang dianggap lebih "smooth" dan lebih "hati-hati". Beberapa dosen IKIP Yogyakarta menemui Konsorsium Ilmu Pendidikan (KIP) untuk minta penjelasan sekaligus memberikan masukan tentang kebi-jakan perumpunan tersebut. Sebagian dosen ada yang langsung dapat memahami rencana Depdikbud tersebut; tetapi ada pula yang memiliki "cara" tersendiri untuk menghadapi kebijakan tersebut, yaitu memilih diam dan mencari jalan yang aman-aman saja.