PROBLEMA PERIODIK IKIP KITA
Abstract
Isu kebijakan rasionalisasi beberapa program studi di lingkungan IKIP (negeri) sudah mencuat ke masyarakat; ada beberapa program studi yang akan digabungkan dengan program studi lain yang serumpun, ada pula program studi yang akan dihapus sama sekali. Sebagai misal program studi Otomotif akan digabung dengan program studi Mesin; pada sisi yang lainnya program studi Pendidikan Luar Sekolah (PLS) akan dihapus dari peredaran.
Konon isu tersebut bukan lagi menjadi sebuah rencana akan tetapi sudah menjadi kebijakan yang pelaksanaannya telah diserahkan pada pimpinan IKIP masing-masing. Itulah sebabnya maka berbagai reaksi masyarakat pun segera bermunculan; ada yang menyambut gembira, dan sudah barang tentu ada pula yang menyambut dengan sedih, ada yang bisa menerima akan tetapi ada pula yang menolak.
Baru-baru ini ratusan mahasiswa IKIP Yogyakarta bahkan sempat berdemonstrasi sembari mengusung peti mati atau keranda sebagai lambang penolakan atas "pematian" beberapa program studi di IKIP. Cara berekspresi seperti ini tentu kurang biasa bagi mahasiswa IKIP yang disiapkan untuk menjadi seorang pendidik dan/atau seorang ahli pendidikan. Apa mungkin calon pendidik harus berdemonstrasi segala dan mengusung peti mati hanya sekedar untuk menyampaikan respon dan opininya. Rasanya hal ini sangat kurang biasa tetapi kenyataannya toh bisa terjadi. Kiranya hal ini menunjukkan adanya penolakan dari sekelompok anggota masyarakat atas kebijakan rasionalisasi terhadap beberapa program studi di lingkungan IKIP.