PROBLEMATIKA RELEVANSI PERGURUAN TINGGI
Abstract
Kritik tajam terhadap penyelenggara perguruan tinggi, baik PTN maupun PTS, kini menggema lagi; konon perjalanan perguruan tinggi kita lebih lambat dibanding perjalanan dunia kerja. Akibatnya produk perguruan tinggi tidak mampu lagi mengantisipasi perkembangan yang terjadi di dunia kerja; banyak lulusan perguruan tinggi yang tidak siap masuk dunia kerja, dan banyak pula sarjana (yang nota bene lulusan perguruan tinggi) yang "ditampik" dunia kerja karena tidak memiliki profesionalitas yang memadai.
Kritik tersebut tentu bagus dan bermanfaat meski secara materiil tidak semuanya benar.Bahwa perjalanan perguruan tinggi lebih lambat dibanding dunia kerja kiranya memang benar dalam berbagai disiplin ilmu seperti misalnya ilmu kesehatan dan teknologi. Kalau di lapangan orang sudah meributkan penyakit AIDS dan pencegahannya misalnya; ternyata banyak perguruan tinggi yang sama sekali tidak atau belum memiliki laboratorium penyakit AIDS secara memadai meskipun di dalamnya terdapat program studi kesehatan. Ini hanya sekedar contoh dari banyak kasus "kelambatan" perjalanan perguruan tinggi.
Contoh lain? Ya .., pada saat banyak orang tergilai oleh berbagai program software komputer untuk menembus tebalnya dinding dunia kerja ternyata banyak perguruan tinggi kita yang 'tenang-tenang saja'. Ketika orang mulai "menyerbu" Lembaga Pendidikan Keterampilan (LPK) yang lebih dahulu berinisiatif menyelenggarakan program yang diperlukan dunia kerja baru beberapa perguruan tinggi mengikutinya; itupun terbatas pada beberapa perguruan tinggi saja.