KEBEBASAN EKSPERIMENTASI SEKOLAH SWASTA

Ki Supriyoko

Abstract


       Berdasarkan pada pemantauan Dirjen Dikti Depdikbud terhadap hasil Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru versi perguruan tinggi negeri --atau lebih dikenal dengan SIPENMARU-- thn 1986/1987 yang baru lalu, yang terdukung pula oleh data-data sebelumnya maka baru-baru ini Direktur Jendral Perguruan Tinggi, Prof. Dr. Sukadji Ranuwihardjo, menyodorkan data yang sangat menarik.

       Dari seluruh Sekolah Menengah Tingkat Atas (SMTA) di Indonesia terdapat 25 sekolah yang dapat dimasukkan dalam kategori terbaik.  Dari 25 sekolah tersebut semua-nya berlokasi di Pulau Jawa,  dan ternyata hanya empat sekolah yang merupakan SMTA Negeri. Selebihnya, ialah sebanyak 21 sekolah ternyata merupakan SMTA swasta.

       Dengan melihat sepintas dari data seperti terse-but diatas maka bagi pengelola sekolah swasta, baik bagi para pengambil keputusan (dicision maker) di yayasan maupun bagi para pelaksana keputusan (decision operater) di lembaga, kiranya dapat berbesar hati sejenak.  Bagi para siswa SMTA swasta juga boleh berbangga sejenak, karena adanya anggapan sebagian masyarakat bahwa sekolah swasta selalu lebih jelek dari sekolah negeri telah "terbantah" oleh data tersebut.

       Kenyataan telah menunjukkan bahwa dari 25 SMTA yang terbaik maka hanya empat sekolah negeri saja yang berhak melengkapi formasi ini.  Dengan angka prosentase maka dari 25 SMTA yang terbaik tersebut 84% merupakan sekolah swasta dan 'hanya' 16% saja yang merupakan seko-lah negeri.

Full Text:

PDF
Amikom Web Archives