ARTI KESETIAAN SEORANG WANITA
Abstract
Pada suatu hari Raden Narasoma berburu ke hutan untuk melupakan suasana ksatrian yang serba gemerlap (walaupun tidak segermelap di istana) serta untuk melatih kekuatan fisik dan mentalnya.
Setelah beberapa lama dihutan nampak dihadapannya dua ekor kijang yang tengah 'posah pasihan' (berkasih-kasihan). Untuk tidak membuang kesempatan maka sebuah anak panah segera dilepaskan dari busurnya. Tapi sial, kedua kijang tersebut melompat dan lari sehingga anak panah melesat sangat jauh setelah melewati bidang sasaran.
Sialnya lagi, dengan tanpa disengaja anak panah tadi mengenai tangan kanan seseorang yang sedang bertapa hingga lima jari pertapa tadi hilang tak terketemukan, tentu saja setelah terpotong oleh anak panah Narasoma. Begawan Sudarmana, orang yang bertapa tadi segera mengambil anak panah yang menyialkan dirinya segera dikembalikan kepada yang punya dengan memohon, "Raden, anak panah ini kukembalikan kepadamu dengan satu permohonan sudi apalah kiranya anda 'mengembalikan' jari-jari tangan saya yang telah hilang".
Karena merasa tidak bisa memenuhi permintaan Sang Begawan maka secepatnya Raden Narasoma meninggalkan tempat itu.