PELAKSANAAN CBSA PERLU DIEVALUASI
Abstract
Pengajaran sebenarnya merupakan manifestasi dari ajar, karena esensi pengajaran adalah menciptakan lingkungan untuk memberikan pengalaman tertentu pada diri sang anak; dan dengan lingkungan ini akhirnya sang anak menjadi "tumbuh". Istilah pendidikan baru muncul manakala lingkungan yang diciptakan atau pengalaman yang diberikan bagi sang anak bersifat selektif dan konstruktif untuk mengembangkan kemampuan (ability) dan perilaku (behavior) sang anak ke arah yang positif, bukan asal berkembang. Terjadilah kemudian interaksi antara sang anak dengan pendidiknya, antara murid dengan gurunya.
Tujuan interaksi itu adalah mengembangkan kemampuan siswa. Sejauh mana pengembangan kemampuan siswa setelah mengalami proses pendidikan itulah yang disebut hasil belajar. Secara matematis bila anak memiliki dasar kemampuan "X" dan setelah mengalami pro-ses pendidikan menjadi "X+Y", maka "Y" merupakan hasil belajar.
Awalnya banyak pendidik yang hanya berorientasi pada produk (product orientation), yaitu bagaimana bisa menciptakan "Y" yang optimal tanpa memikirkan bagaimana cara menciptakan "Y" tersebut. Hal ini ternyata mengandung banyak kelemahan, di antaranya siswa tidak terbiasa menghayati cara untuk mencapai "Y" akhirnya mereka menjadi asing kalau dihadapkan pada masalah-masalah terapan. Atas kelemahan ini maka dikembangkanlah apa yang disebut "process and product orientation"; suatu metoda yang memberikan perimbangan pada pencapaian hasil serta cara untuk mencapainya.