HAM : HISTORIKA DAN KONDISIONALITAS
Abstract
Pada suatu ketika Presiden Soeharto menyatakan bahwa dalam proses pembangunan dapat saja terjadi kegiatan-kegiatan yang mengakibatkan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM); meskipun demikian harus kita sadari bahwa hal seperti itu merupakan ekses pembangunan yang perlu untuk segera kita perbaiki bersama. Apa yang dinyatakan Pak Harto dalam membuka Lokakarya Nasional Ke-2 HAM beberapa waktu yang lalu itu kiranya memang pas; pembangunan nasional yang telah menghantarkan berbagai kemajuan bagi bangsa dan negara ini terkadang tak bisa berkelit dari ekses.Berbagai kasus yang kasat mata bisa dilihat; pembangunan jalan, jembatan, bendungan, pasar, tempat rekreasi, dsb, terkadang harus mengorbankan tempat tinggal sebagian penduduk. Padahal, mereka ini sebenarnya memiliki hak asasi untuk mempunyai tempat tinggal yang layak.
Dalam kasus tersebut terlihat adanya ekses pembangunan. Dan untungnya, hal itu masih berada di dalam bingkai toleransi sepanjang rakyat setuju dan sependapat untuk menempatkan pembangunan jalan, jembatan, pasar, bendungan, dsb, tersebut pada posisi demi kepen-tingan komunitas nasional di satu pihak dan di pihak lain pengorbanan tempat tinggal penduduk pada posisi ekses. Sepanjang pembangunan itu sendiri dilakukan demi komunitas yang jauh lebih besar dan eksesnya menyangkut komunitas bahkan individu-individu yang sangat terbatas maka pembangunan nasional akan jalan terus.
Apakah itu berarti bahwa pembangunan itu sendiri secara otomatis dapat berkelit dari persoalan HAM? Rasanya koq tidak! Sepanjang pembangunan masih berekses sehingga ada manusia yang dirugikan, baik secara fisik maupun moral, maka tidak mungkin pembangunan terhindar dari persoalan HAM. Oleh karena itu sangat tepat himbauan Presiden Soeharto untuk memperkecil ekses pembangunan.