AKREDITASI SEKOLAH SWASTA,ANTARA IDEOLOGI DAN INDIKASI

Ki Supriyoko

Abstract


       Salah satu kebijaksanaan yang telah dan sedang ditempuh pemerintah dalam kaitannya dengan pembinaan sekolah-sekolah swasta yang mengakreditasikan sekolah-sekolah tersebut untuk menghasilkan jenjang kualifikasi yang disebut dengan status terdaftar, status diakui dan status disamakan.

       Akreditasi tahap pertama yang ditujukan kepada sekitar 1500 (seribu lima ratus) SMA Swasta telah diumumkan hasilnya, seperti kami duga semula 'status disamakan' memang masih merupakan 'barang istimewa' yang nota bene masih sukar terjangkau bagi kebanyakan SMA Swasta kita.

       Berbagai perasaan telah menyatu dalam menantikan hasil akreditasi ini bagi para pengelola SMA Swasta ter-sebut. Tegang, khawatir, tidak percaya dan sebagainya semua berbaur menjadi satu. Hal ini kiranya dapat dimak-lumi sebab status akreditasi yang akan disandang sekolah yang dilolanya mengandung banyaknya tugas dan kewajiban serta batas kewenangan sekolah tersebut dalam menjalan-kan roda akademisnya.

       Sekolah yang mendapat status 'disamakan' diperbo-lehkan menyelenggarakan EBTA sendiri dan bisa ditugasi menyelenggarakan EBTA pada sekolah yang lain (dalam hal ini sama dengan sekolah negeri),  sekolah yang mendapat status 'diakui' diperbolehkan menyelenggarakan EBTA sen-diri tetapi belum bisa ditugasi untuk menyelenggarakan EBTA pada sekolah lain. Sedangkan sekolah yang mendapat status 'terdaftar' hanya boleh mengikuti EBTA pada sekolah yang ditunjuk oleh Kakanwil DEPDIKBUD setempat.


Full Text:

PDF
Amikom Web Archives