SIARAN RADIO DAN TELEVISI,RELEVANSINYA DENGAN PENDIDIKAN

Ki Supriyoko

Abstract


"....... strategi itu adalah penterapan aspek-aspek inovasi dalam sistem pendidikan.Usaha penterapan aspek-aspek inovasi ini bukan hanya sekedar merupakan konsekuensi logis daripada pendidikan yang berorientasi pada kemajuan jaman, akan tetapi juga karena approach tradisional dan konvensional tidak mungkin lagi menanggulangi masalah yang bertambah lama akan bertambah rumit. Salah satu di antara aspek-aspek inovasi itu adalah penggunaan siaran (broadcasting) dalam pendidikan. Telah lama diidentifikasi bahwa broadcasting akan memiliki potensi yang hebat jika penggunaannya teratur dan terarah. Sudah masanya ......."

                               (Menteri P dan K: 2 Januari 1972)


Satu bukti bahwa inovasi pendidikan telah dimulai semenjak dulu sesuai dengan sifat pendidikan merupakan proses yang tidak pernah berakhir (never ending process). Sambutan Menteri P dan K (waktu itu Mashuri) yang disampaikan pada lokakarya yang diselenggarakan oleh Lembaga Media Pendidikan tanggal 2 Januari 1972 itu mengandung harapan agar siaran (broadcasting) mempunyai potensi efektif untuk menyebarkan nilai-nilai kebudayaan utamanya pendidikan.

Kemudian dirintislah penggunaan media radio dengan pendekatan yang integratif pada tiga wilayah, yaitu Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah dan Irian Barat (kini Irian Jaya), yang segera disusul di DKI Jakarta. Evaluasi terhadap penyajian pesan lewat udara ini dilakukan pada tahun 1974 dengan hasil yang cukup menggembirakan.
   
Hampir bersamaan dengan peristiwa itu di negara kita terjadi semacam kejutan yang hampir tidak pernah kita pikirkan, ialah rencana pemerintah kita untuk mengoperasikan suatu sistem komunikasi melalui satelit domestik. Ini menimbulkan reaksi berantai (tentunya reaksi positif) yang diawali dengan diselenggarakannya Seminar Pemanfaatan Sistem Komunikasi Satelit Domestik.

Full Text:

PDF
Amikom Web Archives