PASAL GLOBALISASI, "ANAK TELEVISI" DAN BUDI PEKERTI
Abstract
Perjalanan kultural bangsa Indonesia tengah memasuki era baru era industrialisasi dan era globalisasi. Kalau era industrialisasi tertandai dengan terjadinya transformasi pada konsentrasi sumber investasi maka era globalisasi tertandai dengan terjadinya transparansi hampir pada semua bidang kehidupan.
Kalau selama ini mayoritas masyarakat Indonesia masih meletakkan konsentrasi sumber investasi pada tanah pertanian dan perkebunan (preindustrial society), maka kita dituntut mengubah ke permesinan dan jasa (industrial society). Itu pun ternyata belum cukup; karena di depan kita ada "mesin budaya" yang menarik kita untuk meletakkan konsentrasi sumber investasi pada ilmu pengetahuan dan teknologi (post industrial society). Untuk menuju perjalanan ke depan diperlu-kan perjuangan yang tidak ringan karena sangat beragamnya potensi budaya antar kelompok masyarakat kita sendiri.
Sekarang ini kita sedang menghadapi gelombang perubahan yang maha dahsyat; dari kultur yang konvensional menuju kultur yang tek-nologis, dari kultur yang semi tradisional menuju kultur yang modern. Semua ini menjadi tantangan baru bagi bangsa kita.
Dunia kita sekarang adalah dunia yang serba transparan; dengan diaplikasikannya teknologi di semua bidang kehidupan maka terjadilah sistem informasi yang tak mengenal batas (borderless information). Dengan kekuatan teknologi maka sistem distribusi informasi sanggup menembus dinding-dinding geografis, pagar-pagar sosial, filter-filter budaya dan tembok-tembok politik antar bangsa; karenanya informasi yang terjadi di suatu tempat dapat dinikmati di tempat lain pada waktu yang sama. Dunia global kita terasa menjadi sempit namun kita tetap dituntut memiliki wawasan luas untuk berenang didalamnya.
Kalau selama ini mayoritas masyarakat Indonesia masih meletakkan konsentrasi sumber investasi pada tanah pertanian dan perkebunan (preindustrial society), maka kita dituntut mengubah ke permesinan dan jasa (industrial society). Itu pun ternyata belum cukup; karena di depan kita ada "mesin budaya" yang menarik kita untuk meletakkan konsentrasi sumber investasi pada ilmu pengetahuan dan teknologi (post industrial society). Untuk menuju perjalanan ke depan diperlu-kan perjuangan yang tidak ringan karena sangat beragamnya potensi budaya antar kelompok masyarakat kita sendiri.
Sekarang ini kita sedang menghadapi gelombang perubahan yang maha dahsyat; dari kultur yang konvensional menuju kultur yang tek-nologis, dari kultur yang semi tradisional menuju kultur yang modern. Semua ini menjadi tantangan baru bagi bangsa kita.
Dunia kita sekarang adalah dunia yang serba transparan; dengan diaplikasikannya teknologi di semua bidang kehidupan maka terjadilah sistem informasi yang tak mengenal batas (borderless information). Dengan kekuatan teknologi maka sistem distribusi informasi sanggup menembus dinding-dinding geografis, pagar-pagar sosial, filter-filter budaya dan tembok-tembok politik antar bangsa; karenanya informasi yang terjadi di suatu tempat dapat dinikmati di tempat lain pada waktu yang sama. Dunia global kita terasa menjadi sempit namun kita tetap dituntut memiliki wawasan luas untuk berenang didalamnya.