BENARKAH MATEMATIKA HANYA MILIK ANAK SEKOLAH DI KOTA

Ki Supriyoko

Abstract



       Baru-baru ini di Yogyakarta telah digelar lomba Matematika bagi siswa SD, SLTP dan SMU di Jawa Tengah dan DIY. Lomba yang antara lain disponsori oleh SKH Kedaulatan Rakyat ini ternyata cukup menarik minat masyarakat;buktinya sebanyak 450 siswa dari berbagai sekolah ikut aktif sebagai peserta.  Mereka ada yang datang dari jauh; Semarang, Demak, Pati, Sokahardjo, Magelang, dan sebagainya.

       Kedatangan para peserta yang dari jauh tersebut merupakan suatu fenomena yang positif;  di tengah-tengah banyaknya para siswa yang merasa "ketakutan" terhadap bidang studi Matematika ternyata masih banyak pula yang mempunyai hobby "ilmu dasar" tersebut. Memang harus kita akui bahwa sampai saat ini masih banyak anak didik yang menganggap Matematika sebagai momok sehingga sedapat mungkin mereka akan menghindarkan diri untuk berakrab-akrab dengan bidang studi tersebut.

       Lebih daripada itu  ada pula siswa di sekolah  yang menaruh rasa tidak senang terhadap Matematika sejak sebelum mereka dikenalkan dengan ilmu dan rumus-rumusnya. Keadaan ini juga dialami oleh para siswa di beberapa negara; katakanlah di Singapura, Malaysia, Brunai, Thailand, dan sebagainya.  Pemerintah Singapura sampai membangun 'Singapore Science Centre' (SSC) yang salah satu ruangan besarnya diisi koleksi benda-benda matematis.Para siswa "digiring" ke ruangan ini agar mereka mendapatkan gambaran konkrit dari dunia ilmu pasti ini; dengan demikian mereka diharapkan tidak takut terhadap Matematika, bahkan kalau mungkin dapat menyenanginya.

       Visualisasi matematis sebagaimana yang dilakukan oleh pemerin-tah Singapura tersebut memang cukup membantu.  Banyak anak-anak SD dan SLTP yang setelah melihat dan mengamati benda-benda mate-matis menjadi tertarik pada Matematika;  dan kemudian mereka pun menjadi bersemangat untuk mempelajarinya.


Full Text:

PDF
Amikom Web Archives