TENTANG PERKEMBANGAN PTS DI YOGYAKARTA

Ki Supriyoko

Abstract


       Setelah usai dilaksanakannya tes tertulis  Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UMPTN) pada  tanggal 18 dan 19 Juni 1996 yang lalu maka saat ini para kandidat mahasiswa baru PTN tengah menunggu hasil perjuangannya.  Hasil UMPTN itu sendiri menurut rencana akan diumumkan pada tanggal 27 Juli 1996 nanti.

       Di dalam saat-saat yang seperti sekarang ini para lulusan sekolah menengah pada umumnya dan peserta UMPTN pada khususnya mulai "berpaling" pada perguruan tinggi alternatif.  Mereka mencari pergu-ruan tinggi lainnya di luar PTN yang memberikan kemungkinan untuk merintis masa depannya melalui kelanjutan studi.  Tujuannya: apabila nantinya tidak diterima alias ditolak masuk PTN karena gagal testing mereka telah menemukan perguruan tinggi alternatif. Maklumlah sam-pai sekarang ini PTN masih menjadi  'university of choice' di negara kita; meskipun predikat ini makin lama terasa semakin mengendor.

       Secara empirik  kompetisi perebutan kursi PTN relatif ketat;  dan tahun ini meskipun jumlah peserta UMPTN cenderung menurun akan tetapi bukan berarti bahwa kompetisinya telah menjadi kendor. Saat ini satu kursi PTN rata-rata masih diperebutkan oleh enam atau tujuh kandidat;akibatnya lebih banyak peserta UMPTN yang gagal daripada yang berhasil masuk PTN.  Mereka yang gagal  lebih berkepentingan terhadap pemilihan perguruan tinggi alternatif di luar PTN. 

       Dalam mencari perguruan alternatif tersebut akhirnya PTS,  Per-guruan Tinggi Swasta, menjadi pilihan; meskipun banyak pula lulusan sekolah menengah yang sejak semula sudah menjatuhkan pilihannya di PTS.  Tentunya PTS yang bonafide.  Para kandidat mahasiswa ramai- ramai mencari informasi mengenai PTS. Kota-kota besar yang banyak mempunyai PTS menjadi pusat perhatian.  Yogyakarta sebagai "Kota PTS" tidak luput dari perhatian.  Oleh karenanya informasi mengenai dunia ke-PTS-an di Yogyakarta menjadi penting dikomunikasi.


Full Text:

PDF
Amikom Web Archives