PROFIL PENDUDUK LANJUT USIA DI INDONESIA

Ki Supriyoko

Abstract



       Jumlah  penduduk lanjut usia (lansia) di Indonesia dari  waktu ke waktu meningkat dengan pesat seiring meningkatnya kondisi kesejah-teraan masyarakat. Jumlah lansia di Indonesia meningkat dua kali lipat dibanding dengan kenaikan seluruh penduduk. Pernyataan ini dikemu-kakan oleh Kepala Kanwil Departemen Sosial Provinsi Jawa Barat, Djaemi Sulaeman, dalam seminar "Peningkatan Peran Keluarga Lansia" di Bandung baru-baru ini (Pikiran Rakyat, 5/2/1996).

      Sesuai dengan proyeksi PBB/ESCAP, maka jumlah penduduk lan-sia yang berusia 60 tahun ke atas diperkirakan naik dari 9,4 juta jiwa menjadi 16,2 juta jiwa (72 persen) untuk periode tahun 1985 s/d 2000.  Dalam periode yang sama jumlah penduduk Indonesia hanya mening-kat dari 164,6 juta jiwa menjadi 216 juta jiwa (32 persen).  Dari data eksakt ini terlukiskan bahwa peningkatan jumlah lansia memang lebih tajam dibanding dengan peningkatan jumlah penduduk;  bahkan angka peningkatannya ternyata lebih dari dua kali lipat.

       Lebih lanjut dikemukakan oleh Pak Djaemi bahwa  dalam rangka menjamin kesejahteraan lansia lahir dan batin maka mereka itu perlu ditangani faktor ketenagakerjaan formal dan informalnya sedini mung-kin, khususnya bagi lansia potensial.  Seperti halnya dengan penduduk usia muda dan dewasa para lansia pun membutuhkan pekerjaan dan penghasilan yang layak tanpa menghambat upaya perluasan kesempat-an kerja bagi kelompok usia yang lebih muda.

       Pernyataan  tersebut  kiranya  memang banyak benarnya.  Bahwa para lansia kita perlu pekerjaan dan penghasilan yang layak, utamanya lansia yang potensial, kiranya memang benar juga.  Hanya saja, salah satu problematika yang dihadapi pemerintah dalam usaha menangani para lansia ini ialah terdapatnya hambatan data;  sampai saat ini masih  sulit mendata berapa besar lansia potensial dan lansia nonpotensial.


Full Text:

PDF
Amikom Web Archives