ARAH PENDIDIKAN NASIONAL TAHUN 90-AN
Abstract
Tahun 90-an merupakan dasawarsa terakhir menjelang datangnya Era 2000. Di dalam kurun waktu ini terjadi banyak perubahan yang cepat dan dahsyat dalam kehidupan masyarakat, khususnya di bidang sosial dan budaya. Dari masyarakat yang lebih berkultur lokal menuju masyarakat yang lebih berkultur global. Perubahan yang cepat dan dahsyat seperti ini menuntut kesiapan masyarakat yang tinggi; dan se-cara empirik memang terdapat kelompok masyarakat yang mampu mengantisipasi akan datangnya perubahan sehingga mampu pula mem-persiapkan diri, akan tetapi terdapat pula kelompok masyarakat yang tidak mampu mengantisipasi akan datangnya perubahan sehingga tidak atau kurang siap menerimanya.
Kompetisi atau persaingan merupakan elemen dominan di dalam kata kunci perubahan itu sendiri; sehingga kesiapan masyarakat dalam menghadapi perubahan sebenarnya dapat diukur sejauh mana mereka dapat mempersiapkan daya saing.
Pendidikan merupakan media yang sangat tepat untuk membangun daya saing, baik dalam tataran individual maupun kolegial. Hal itulah yang menyebabkan pelaksanaan pendidikan di setiap negara harus di-arahkan pada pembentukan atau pembangunan daya saing manusia. Dengan tanpa daya saing yang memadai maka suatu bangsa tidak mungkin dapat berprestasi di tingkat internasional; bahkan untuk seke-dar bertahan hidup saja bisa-bisa menjadi sulit.
Konvensi umum seperti pun juga berlaku di Indonesia. Itulah se-babnya pelaksanaan pendidikan nasional Indonesia dalam kurun waktu tahun 90-an lebih diarahkan kepada pembangunan daya saing manusia Indonesia baik secara individual maupun secara kolegial demi kemajuan bangsa dan negara. Meski demikian ternyata dalam pelaksanaan pendidikan pada masing-masing jenjang (dasar, menengah, dan tinggi) terjadi banyak fenomena yang layak dicatat
Kompetisi atau persaingan merupakan elemen dominan di dalam kata kunci perubahan itu sendiri; sehingga kesiapan masyarakat dalam menghadapi perubahan sebenarnya dapat diukur sejauh mana mereka dapat mempersiapkan daya saing.
Pendidikan merupakan media yang sangat tepat untuk membangun daya saing, baik dalam tataran individual maupun kolegial. Hal itulah yang menyebabkan pelaksanaan pendidikan di setiap negara harus di-arahkan pada pembentukan atau pembangunan daya saing manusia. Dengan tanpa daya saing yang memadai maka suatu bangsa tidak mungkin dapat berprestasi di tingkat internasional; bahkan untuk seke-dar bertahan hidup saja bisa-bisa menjadi sulit.
Konvensi umum seperti pun juga berlaku di Indonesia. Itulah se-babnya pelaksanaan pendidikan nasional Indonesia dalam kurun waktu tahun 90-an lebih diarahkan kepada pembangunan daya saing manusia Indonesia baik secara individual maupun secara kolegial demi kemajuan bangsa dan negara. Meski demikian ternyata dalam pelaksanaan pendidikan pada masing-masing jenjang (dasar, menengah, dan tinggi) terjadi banyak fenomena yang layak dicatat