MITOS MATEMATIKA DI SEKOLAH

Ki Supriyoko

Abstract


Perbincangan klasik mengenai Matematika di sekolah, SD, SLTP dan SMU (sekarang ditambah SMK)  senantiasa menggelitik pada tiap tahunnya; hal ini terutama disebabkan karena belum memuaskannya prestasi Matematika siswa kita pada umumnya,  baik di forum lokal, nasional maupun internasional.  Sayangnya,  perbincangan seperti ini  lebih diwarnai dengan berbagai keluhan daripada opini solutif ataupun aktivitas-aktivitas konkrit yang mendorong makin berprestasinya para siswa itu sendiri.

       Harus diakui dengan jujur  bahwa prestasi Matematika siswa kita memang belum memuaskan,untuk tidak menyatakan menyedihkan. Di tingkat lokal sesekali dilaksanakan lomba Matematika bagi siswa; dan hasilnya banyak yang belum menggembirakan.

       Kami di Yogyakarta  baru saja melaksanakan  lomba Matematika untuk sekolah umum (SD, SLTP dan SMU) yang diikuti oleh 450-an siswa "terpilih" dari D.I. Yogyakarta dan Jawa Tengah.  Saya sendiri cukup bangga menyaksikan banyaknya anak-anak yang antusias meng-ikuti lomba yang diselenggarakan oleh lembaga swasta kami bekerja sama dengan Kanwil Depdikbud setempat ini.  Namun, begitu melihat hasilnya rasa kebanggaan itu menjadi kurang optimal.

       Mari kita perhatikan data konkritnya sbb: pada babak awal lomba maka pencapaian nilai rata-rata (mean) peserta SD hanya 25,7 untuk rentang 0 s/d 45; atau kalau dikonversi ke dalam rentang konvensional 0 s/d 10 maka skor yang dicapai peserta SD hanya 5,7.  Artinya para siswa SD peserta lomba tersebut rata-rata hanya mampu mencapai nilai 5,7 dari nilai maksimal 10,0.  Untuk peserta kelompok SMP dan SMU nilai rata-ratanya hanya 5,3 dan 4,6;  artinya siswa SMP dan SMU peserta lomba tersebut rata-rata hanya mampu mencapai nilai 5,3 dan 4,6 dari nilai maksimal 10,0.  Tentu saja angka-angka ini jauh dari memuaskan.

Full Text:

PDF
Amikom Web Archives