HONG KONG DARI DIMENSI SOSIOLOGIS

Ki Supriyoko

Abstract


       Adalah Tong Wenchai.  Penduduk Hong Kong  beretnis Cina  ini bersama dengan keluarganya tinggal di kawasan Chunking Mansion yang letaknya satu kompleks dengan World Trade Plaza di bilangan Nathan Road, Kowloon.  Memang begitulah di Hong Kong; terkadang bangunan besar di satu kompleks dipakai untuk berbagai keperluan, misalnya untuk pusat perbelanjaan sekaligus untuk ruang pertemuan, penginapan, rekreasi, dan sebagainya.

       Rumah Tuan Tong yang berada di lantai sepuluh gedung tersebut memiliki delapan kamar;  yang dua kamar ditinggali keluarga sedangkan enam kamar lainnya disewakan. Bersama isterinya, Dia membuka penginapan dan diberi nama 'Fortunate Guest House'. Rata-rata kamarnya relatif sempit, ukuran 3x3 Meter, akan tetapi bersih. Kamar mandi ada di luar kamar tidur;  dan setiap kamar mandi dipakai untuk tiga kamar tidur.  Tempatnya memang strategis karena di lantai bawah rumahnya adalah pusat perbelanjaan dan transaksi bisnis yang sangat luas;  sedangkan tepat disebelahnya adalah 'Imperial Hotel' di mana saya tinggal dan 'Hotel Holiday Inn' yang sangat populer itu.

      Ketika bertemu dengan saya, Tuan Tong menawari agar saya mau menginap di guest house dengan tarif yang murah,  yaitu HK$ 400,00 (sekitar 120 ribu rupiah) per malam. Dengan bujuk rayu gaya Cinanya akhirnya saya pun tertarik.  Ternyata enak pula tidur di guest house; dan beayanya lebih irit;  bandingkan saja saya harus membayar HK$ 2.000,00 (sekitar 600 ribu rupiah) per malam di Imperial Hotel tepat di sebelahnya.

      Apakah penginapan Anda selalu penuh (tamu)? Begitu pertanyaan saya kepada Tuan Tong. Dia menjawab bahwa penginapannya hampir selalu penuh tiap malamnya; dan hanya dengan kondisi yang demikian maka keluarganya dapat bertahan hidup layak di (kota) Hong Kong.

Full Text:

PDF
Amikom Web Archives