TELEVISI PENDIDIKAN INDONESIA

Ki Supriyoko

Abstract


       Satu bulan lalu seorang relasi  yang berdomisili di Ungaran Jawa Tengah menemui saya untuk berkonsultasi tentang rencana pendirian stasiun pemancar 'radio pendidikan' di wilayahnya. Sebelum memberi konsultasi lebih dulu saya bertanya apa yang dimaksud dengan radio pendidikan itu.  Ternyata yang dimaksud adalah pemancar radio yang menayangkan program-program pendidikan formal atau program ins-truksional (instructional programme) sebagai ciri khas siarannya. Program-program ini ditujukan kepada siswa dan/atau guru sekolah formal; kalau di Indonesia SD, SLTP, SMU, dan sebagainya.

       Dalam referensi kemedia-massaan  jenis radio seperti itu  disebut dengan 'Radio Pendidikan' (Educational Radio).  Jenis radio seperti ini banyak dikembangkan pada negara-negara di Afrika dan Amerika Selatan;  adapun maksudnya adalah memberikan pelayanan pendidikan formal baik dalam rangka perluasan (extension) maupun pengayaan (enrichment) kepada masyarakat.

      Tanpa mengurangi penghargaan atas niat baiknya maka keinginan untuk mendirikan radio pendidikan tersebut saya persilakan untuk di-pertimbangkan lebih sungguh-sungguh lagi. Sebenarnya banyak alasan yang mendasari saran saya tersebut,  tetapi yang paling fundamental adalah adanya pengalaman yang menunjukkan sulit berkembangnya radio-radio seperti itu.

      Secara empirik radio pendidikan memang sulit berkembang. Jenis radio ini hampir tidak memiliki akses bisnis yang kuat, siarannya sulit digemari masyarakat,  produksi programnya lebih rumit, manajemen institusinya lebih kompleks dan manusianya dituntut lebih profesional. Tanpa didukung yayasan yang kuat,  baik finansial maupun idealitas, dijamin radio itu tidak dapat berkembang; bahkan terancam mati.

Full Text:

PDF
Amikom Web Archives