ANGGARAN PENELITIAN DALAM SEKTOR PENDIDIKAN
Abstract
Seperti yang sebelumnya sudah diprediksi oleh banyak pengamat, maka Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) tahun 1997/1998 mengalami kenaikan yang berarti bila dibandingkan dengan tahun yang sebelumnya. Dengan angka prediksi yang berbeda-beda pada umumnya para pengamat ekonomi dan pembangunan kita bersikap optimistik akan kemungkinan naiknya nilai RAPBN 1997/ 1998 terhadap APBN 1996/1997 yang tengah berjalan sekarang ini.
Perkiraan tersebut di atas ternyata terbukti. Di dalam menghantar keterangan pemerintah di depan Sidang Paripurna DPR pada tanggal 6 Januari 1997 yang lalu Presiden Soeharto telah menjelaskan bahwa RAPBN 1997/1998 sekarang ini bernilai 101,1 trilyun rupiah (atau tepatnya 101.086,7 milyar rupiah); yang berarti naik di atas 11 persen bila dibanding dengan APBN 1996/1997 yang nilainya berkisar pada angka 90,6 trilyun rupiah (tepatnya 90.616,4 milyar rupiah). Untuk pertama yang kalinya dalam sejarah, sebagaimana dikatakan Presiden Soeharto, RAPBN kita mencapai angka di atas 100 trilyun rupiah.
Kenaikan anggaran yang demikian itu telah menjadi suatu tradisi positif dalam sistem perencanaan pembangunan kita. RAPBN 1996/ 1997 yang lalu juga mengalami kenaikan yang nilainya mencapai di atas 16 persen dibanding APBN tahun yang sebelumnya;sementara itu RAPBN 1995/1996 juga mengalami kenaikan nilai di atas 11 persen dibandingkan APBN tahun yang sebelumnya. Kalau kita cermati lagi RAPBN 1991/1992 nilai kenaikannya bahkan hampir mencapai 18 persen dibandingkan APBN pada tahun sebelumnya, 1990/1991.
Meski nilai kenaikan anggaran tahun ini (11 persen) tidak sebesar tahun lalu (16 persen), maupun enam tahun lalu (18 persen), kiranya tetap merupakan prestasi tersendiri. Dalam situasi ekonomi yang tidak mudah diantisipasi dengan munculnya berbagai isu kompetisi ternyata kita tetap mampu menaikkan anggaran pembangunan.