EFEKTIVITAS TPI SEBAGAI TV PENDIDIKAN
Abstract
Perkembangan pertelevisian Indonesia pada satu atau dua dekade yang terakhir ini ternyata menunjukkan kecenderungan yang positif, meskipun dalam beberapa kasus ada pula bagian-bagian yang mence-maskan. Secara umum baik dari dimensi perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software) ternyata menunjukkan kecende-rungan yang cukup menggembirakan.
Apabila dilihat dari berbagai aspek perangkat keras pertelevisian ternyata angka-angka untuk kondisi akhir Pelita IV pada umumnya mengalami kenaikan yang berarti untuk kondisi akhir Pelita V, misal-nya untuk pemilikan stasiun penyiaran dari 9 meningkat menjadi 12 studio, untuk stasiun pemancar atau penghubung dari 246 menjadi 328 unit,jumlah kekuatan pemancar dari 333,9 menjadi 344,7 KW, jumlah antena parabola dari 9.800 menjadi 44.900 unit. Untuk kondisi akhir Pelita VI sekarang ini angkanya tentu lebih tinggi lagi.
Pada sisi yang lain kalau dilihat dari aspek sasaran pelayanannya (service dimension) ternyata menunjukkan kecenderungan yang tidak berbeda. Kalau pada akhir Pelita IV luas daerah cakupan televisi kita baru 656.762 KM2 maka pada akhir Pelita V angkanya naik menjadi 806.116 KM2; sedangkan jumlah penduduk di dalam daerah pancaran meningkat dari 140,65 juta orang di akhir Pelita IV menjadi 152,80 juta orang di akhir Pelita V. Sekarang ini lebih dari dua pertiga wila-yah negara kita sudah masuk dalam daerah cakupan televisi kita serta di sisi yang lain konon lebih dari 90 persen penduduk, atau lebih dari 180 juta orang, sudah dapat menikmati siaran televisi.
Dari sisi perangkat lunak juga mengalami kemajuan yang sangat pesat, meski dalam beberapa kasus terkadang berkesan "kebablasan" atau terlalu cepat dibanding dengan kesiapan mental masyarakat untuk mengikutinya. Program-program tayangan televisi kita di samping makin bervariasi juga semakin profesional.
Apabila dilihat dari berbagai aspek perangkat keras pertelevisian ternyata angka-angka untuk kondisi akhir Pelita IV pada umumnya mengalami kenaikan yang berarti untuk kondisi akhir Pelita V, misal-nya untuk pemilikan stasiun penyiaran dari 9 meningkat menjadi 12 studio, untuk stasiun pemancar atau penghubung dari 246 menjadi 328 unit,jumlah kekuatan pemancar dari 333,9 menjadi 344,7 KW, jumlah antena parabola dari 9.800 menjadi 44.900 unit. Untuk kondisi akhir Pelita VI sekarang ini angkanya tentu lebih tinggi lagi.
Pada sisi yang lain kalau dilihat dari aspek sasaran pelayanannya (service dimension) ternyata menunjukkan kecenderungan yang tidak berbeda. Kalau pada akhir Pelita IV luas daerah cakupan televisi kita baru 656.762 KM2 maka pada akhir Pelita V angkanya naik menjadi 806.116 KM2; sedangkan jumlah penduduk di dalam daerah pancaran meningkat dari 140,65 juta orang di akhir Pelita IV menjadi 152,80 juta orang di akhir Pelita V. Sekarang ini lebih dari dua pertiga wila-yah negara kita sudah masuk dalam daerah cakupan televisi kita serta di sisi yang lain konon lebih dari 90 persen penduduk, atau lebih dari 180 juta orang, sudah dapat menikmati siaran televisi.
Dari sisi perangkat lunak juga mengalami kemajuan yang sangat pesat, meski dalam beberapa kasus terkadang berkesan "kebablasan" atau terlalu cepat dibanding dengan kesiapan mental masyarakat untuk mengikutinya. Program-program tayangan televisi kita di samping makin bervariasi juga semakin profesional.